Ciledug, Tangerang, Banten, Jum'at, 10 April 2020
Pesawat ini punya tempat tersendiri dalam sejarah Indonesia. Pesawat ini pernah menjadi salah satu alutsista yang memperkuat TNI khususnya TNI Angkatan Udara (AURI pada saat itu), dan menjadi salah satu tulang punggung bagi transportasi udara militer.
Pesawat ini mengusung falsafah yang umum diterapkan pada alutsista Uni Soviet pada era itu, dimana kekuatan dan juga efektifitas diutamakan dan mengorbankan kenyamanan serta fitur lainnya. Kurangnya kenyamanan bagi awak ini terkadang menjadi “romansa” tersendiri bagi para awak yang pernah mengoperasikannya. Walaupun, demikian, pesawat ini layak untuk menjadi salah satu alutsista kebanggaan yang patut kita hargai.
An-12 (kode identifikasi NATO adalah “Cub”) adalah pesawat angkut atau transportasi era Perang Dingin. Biro desain Antonov di Kiev merancang dan memproduksi pesawat transport militer besar pertamanya pada tahun 1955 dengan pesawat An-8 twin-turboprop menjadi tipe standar. Berangkat dari sini, lalu dibuatlah pesawat An-10 sipil dengan konfigurasi empat mesin dan sebuah pesawat dengan kabin bertekanan udara, dari sinilah kemudian pesawat transportasi militer An-12 yang diproduksi secara massal dengan pintu bongkar muat yang mampu terbuka secara penuh. Purwarupa pertama terbang pada tahun 1958.
Dari mulai beroperasi pada tahun 1959, An-12 menjadi pesawat transportasi terpenting dalam dinas militer Uni Soviet. Produksi pesawat ini dihentikan pada tahun 1973. Lebih dari 1.200 pesawat telah diproduksi. Pesawat An-12 ini juga telah diekspor secara luas. Produksi dari pesawat An-12 di Uni Soviet memang dihentikan pada tahun 1973, tetapi produksi pesawat ini diluar Uni Soviet tetap terus berjalan (seringkali tanpa izin) seperti yang terjadi di Republik Rakyat Cina dengan produksinya Shaanxi Y-8.
Meskipun posisi dari pesawat An-12 ini digantikan oleh Ilyushin II-76 telah dimulai pada tahun 1974, sekitar 560 unit An-12 dari 800 unit yang dimiliki oleh militer Uni Soviet, masih terus dioperasikan dalam tugas garis depan sebagai pesawat transport sampai tahun 1986. Mayoritas pesawat ini adalah varian An-12B, varian ini menjadi pesawat transportasi standar dalam militer Uni Soviet sejak tahun 1963. Bersama dengan Il-76, An-12 membentuk tulang punggung Komando Pengangkutan Udara Soviet selama Perang Dingin.
Sekitar 250 unit An-12 saat ini masih dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia untuk peran transportasi terbatas. Jumlah yang lebih kecil digunakan untuk peran pengumpulan data intelijen oleh dinas penerbangan Angkatan Laut Rusia. Pesawat transport taktis ini juga dioperasikan oleh Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Ukraina dan Uzbekistan. Di luar bekas Republik Uni Soviet, An-12 tetap beroperasi aktif di Angola, Eritrea, Guinea, Irak, Mozambik, Sudan, Yaman, dan mungkin beberapa negara lain. Pesawat kargo militer ini masih banyak digunakan di seluruh dunia dengan perusahaan sipil.
Dalam banyak aspek, An-12 memiliki performa yang mirip dengan Lockheed C-130 Hercules. Namun bobot An-12 sedikit lebih ringan dan dimensinya sedikit lebih kecil. Pesawat An-12 memiliki kapasitas muatan maksimum hingga 20 ton. Pesawat An-12 ini dapat membawa dua unit kendaraan tempur BMD-2. Atau dapat menampung hingga 100 pasukan penerjun payung, dimana proses penerjunan dapat dirampungkan dalam waktu sekitar 45 detik dengan pintu belakang terlipat ke atas.
Pesawat transport ini dioperasikan oleh lima atau enam orang awak, yaitu dua pilot, navigator, juru mesin dan operator radio. Juga ada satu awak untuk posisi penembak ekor.
Anehnya, sebagian besar pesawat angkut An-12 tidak memiliki ramp integral untuk akses kendaraan, alih-alih pesawat ini menggunakan ramp yang dibawa secara terpisah dan terkunci pada posisinya setelah pintu berkonfigurasi kerang dibuka ke atas di setiap sisi. Padahal beberapa versi An-12 sudah mengadopsi pintu ramp seperti pada C-130. Ruang kargo utama pesawat juga tidak bertekanan. Sebagian besar versi hanya memiliki kompartemen penumpang bertekanan untuk 12 penumpang ke bagian belakang dek penerbangan bertekanan. Kompartemen ini mengakomodasi pengangkut barang dan kru kendaraan.
Sebagian pesawat An-12 dilengkapi dengan dua pucuk meriam NR-23 kaliber 23mm pada turet ekor. Turret ekor menggunakan turret yang sama seperti pada bomber Tu-16. Saat ini, sebagian besar pesawat yang masih operasional telah dilepas persenjataannya. Model produksi awal juga dilengkapi dengan cantelan bom pada sayapnya.
An-12 diproduksi dalam banyak varian. Hanya beberapa versi yang disebutkan di sini. Rekondisi untuk banyak peran khusus jumlahnya sangat banyak, sehingga sulit untuk diidentifikasi.
Varian
An-12B meningkatkan versi produksi dengan tangki bahan bakar yang dapat dilepas. Dimotori oleh mesin Ivchenko AI-20M yang lebih andal. Mesin ini memiliki peringkat yang sama dengan AI-20K sebelumnya.
An-12BP. Kode identifikasi NATO adalah “Cub-A”.
Pesawat intelijen elektronik. Kode identifikasi NATO adalah “Cub-B”.
Pesawat perang elektronik 12PP. Kode identifikasi NATO adalah “Cub-C”. Varian ini adalah versi yang memiliki banyak tambahan instrument avionic dan juga elektronik yang ditempatkan pada hidung , ekor dan radome yang memberikan kemampuan jamming aktif yang signifikan.
Shaanxi Y-8, salinan An-12 yang tidak berlisensi dari Tiongkok. Pesawat ini banyak digunakan di China. Produksinya masih terus berlanjut dan varian baru dari desain dasar ini terus muncul.
Spesifikasi Pesawat Angkut Taktis / Tactical Transport Aircraft - Antonov An-12
Asal negara: Uni Soviet
Operasional aktif: 1959
Awak: 5 - 6 orang
Dimensi dan berat
Panjang: 33,1 m
Rentang sayap: 38 m
Tinggi: 10,53 m
Berat (kosong): 28 ton
Berat (lepas landas maksimum): 61 ton
Mesin dan kinerja
Mesin: 4 x Progress (Ivchyenko) AI-20K turboprop
Tenaga mesin: 4 x 4.000 shp
Kecepatan maksimum: 777 km/jam
Kecepatan jelajah: 640 km/jam
Elevasi operasional maksimum: 10,5 km
Jarak jelajah maksimum (dengan bahan bakar maksimum): 6.800 km
Jarak jelajah (dengan muatan maksimum): 3.600 km
Kapasitas angkut
Muatan maksimum: 20 ton
Pasukan: Sekitar 130 personil atau 100 pasukan terjun payung
Kendaraan: 2 x BMD-2
Dimensi kompartemen kargo: sekitar 13,5 x 3 x 2,4 m
Persenjataan
Meriam: 2 x 23 mm
Antonov An-12B Cub: Eksistensi Pesawat Angkut Berat TNI AU Yang Terlupakan
Dalam benak orang di Republik ini, pesawat angkut berat TNI AU akan merujuk pada satu nama, yakni C-130 Hercules buatan Lockheed Inc. Hal tersebut terasa lumrah, mengingat pengabdian Hercules di Tanah Air sudah lebih dari 50 tahun, pesawat ini dikenal punya mobilitas tinggi dalam menunjang operasi militer dan operasi militer bukan perang. Tapi, tahukah Anda bila sejatinya Hercules di Indonesia punya ‘rekan sejawat’ yang sama-sama digolongkan sebagai pesawat angkut berat?
Tepatnya guna mempersiapkan operasi Trikora, di awal tahun 60-an Indonesia berupaya keras mendatangkan alutsista dari Uni Soviet dan Negara Pakta Warsawa. Selain nama-nama sangar seperti KRI Irian, KRI Ratulangi, pembom Tu-16, jet MiG-21, kapal selam kelas Whiskey, dan tank amfibi PT-76, rangkaian pengadaan alutsista juga mencakup pesawat transportasi berat. Memang faktanya sejak Maret 1960, TNI AU sudah mengoperasikan C-130 Hercules yang tergabung dalam skadron udara 31 dengan kekuatan 10 unit C-130B Hercules. Hadirnya 10 unit Hercules ini tak lepas dari jasa Presiden Soekarno yang langsung melobi Presiden AS, John F. Kennedy saat kunjungannya ke Washington pada tahun 1959. Konfigurasi yang didapatkan yakni, 8 unit tipe cargo dan 2 unit tipe tanker.
Jumlah 10 unit pesawat angkut berat dirasa tidak memadai kala itu, apalagi guna mempersiapkan operasi militer dalam skala besar. Untuk itu, pada Desember 1960, Jenderal AH. Nasution bertolak ke Moskow, Rusia untuk menegosiasikan pengadaan tambahan alutsista, dimana salah satu item-nya adalah kebutuhan akan pesawat angkut berat jarak jauh. Hingga kemudian, TNI AU berhasil memperoleh pesawat turbo propeller Antonov An-12B Cub. Jumlah yang dibeli sebanyak 6 unit, dan mulai berdatangan pada tahun 1964 – 1965.
Keenam pesawat mendapat registrasi, T-1201 hingga T-1206. Kedatangan Antonov An-12 sekaligus melahirkan skadron angkut kedua di lingkungan TNI AU, yakni skadron udara 32 yang resmi berdiri pada 27 Juli 1965. Skadron udara 32 awal berdirinya ditempatkan di lanud Hussien Sastranegara, Bandung. Menurut beberapa informasi, ada dua An-12 TNI AU yang mengalami crash, T-1203 crashed pada 16 oktober 1964 saat take off dari Palembang. Kemudian ada satu tipe lagi yang crash di area lanud Halim Perdanakusumah menjelang operasi Dwikora.
Namun akibat peristiwa G-30S/PKI membawa dampak besar pada arah perpolitikan dan kekuatan tempur Indonesia. Akibatnya, Antonov An-12 ikut menjadi korban dan di non-aktifkan akibat tiadanya pasokan suku cadang dari Uni Soviet. Lewat sistem kanibalisasi suku cadang, An-12 TNI AU masih ada yang sempat terbang hingga tahun 1970 hingga kemudian dinyatakan di grounded.
Akibat grounded total Antonov An-12, praktis skadron udara 32 menjadi kosong tanpa kekuatan sama sekali. Melalui Keputusan Menhankam/Pangab No. Skep/14/IV/1976, skadron udara 32 dipindah ke lanud Abdulrachman Saleh, Malang, meskipun saat itu tanpa kekuatan pesawat. Baru kemudian pada 11 Juli 1981, skadron 32 diaktifkan kembali dengan perkuatan pesawat C-130B Hercules.
Antonov An-12B Cub
An-12 tergolong pesawat medium size medium range transport aircraft. Serupa dengan C-130 Hercules, An-12 juga dilengkapi dengan empat mesin turbo propeller dan ramp door pada bagian ekor untuk cargo . Identitas ‘Cub’ merupakan pemberian dari NATO. An-12 pertama kali meluncur pada 15 Desember 1957, dan resmi diperkenalkan ke khalayak pada 1959.
Dilihat dari spesifikasinya, Antonov An-12 mampu terbang dengan kecepatan maksimum 777 Km per jam, serta kecepatan jelajah 670 km per jam. Tenaganya dipasok empat buah mesin Progress AI-20L or AI-20M turboprops, dengan kekuatan 4.000 eHP (3.000 KW) untuk tiap mesin. Kapasitas bahan bakar keseluruhan bisa mencapai 1.390 liter, dan dapat ditambahkan dengan ekstra fuel tanks . Untuk urusan daya angkut, An-12 lebih unggul dari C-130B Hercules yang bermesin turboprop Allison T56A-7. An-12 dapat mengangkut muatan maksimum hingga 20.000 kg, sementara C-130B Hercules hanya 16.363 kg. Bobot maksimum saat take off mencapai 61.000 kg, sedangkan C-130B bisa mencapai 79.380 kg.
An-12 diawaki oleh 5 personel, yakni pilot, co pilot, flight engineer, navigator, dan operator radio. Dari sisi teknis, An-12 dengan kapasitas bahan bakar maksimum, sanggup terbang hingga 5.700 km non stop. Sementara bila terbang dengan muatan maksimum 20 ton, jarak terbangnya menyusut hingga 3.600 km. Kecepatan menanjaknya mencapai 10 meter/detik dengan ketinggian terbang maksimum 10.200 meter.
Sebangun dengan C-130 Hercules, An-12 juga diluncurkan dengan cukup banyak varian, diantaranya ada versi intai maritim, SAR, angkut rudal balistik, cargo, linud, dan juga lumayan laris dipakai oleh penerbangan sipil, seperti Aeoroflot, Air Guinee, Alada , British Gulf International Airlines, Avial Aviation, Heli Air Service, Tiramavia, Aerovis Airlines, Veteran Airlines, KNAAPO and Vega Airlines, ATRAN Cargo Airlines. Total ada 77 airlines di seluruh dunia pernah menggunakan An-12.
Hadir dikala berkecamuknya perang dingin, An-12 pun tidak sekedar di desain murni sebagai pesawat angkut. Keunggulan An-12 terletak pada adopsi ruang kanon pada bagian ekor (tail turret). Wujudnya berupa kompartemen juru tembak, jenis kanonnya bukan abal-abal, melainkan tipe Nudelman-Rikhter NR-23 kaliber 23 mm dengan dua laras. Kanon ini dapat memuntahkan 850 proyektil dalam satu menit, dengan kecepatan tembak 690 meter per detik. Keberadaan kanon ini dipersiapkan sebagai elemen pertahanan jika sewaktu-waktu pesawat dicegat atau dibuntuti lawan.
Jenis kanon ini juga ditempatkan pada pembom Tu-16 dan Tu-95. Tentu pada versi sipil, ruang kompartemen kanon ini ditiadakan. Khusus An-12B milik TNI AU terlihat ada kompartemen juru tembak, meski dalam foto tidak tampak keberadaan laras kanonnya. Keunikan lain dari An-12 yakni pada rancangan bagian hidung yang bergaya ala pembom Tu-16, dimana pada moncong pesawat ditempatkan jendela/kaca intai.
Di negara asalnya, An-12 diprioduksi terakhir pada tahun 1973, total ada 1.248 yang berhasil diproduksi. Dan, seperti yang sudah-sudah, Cina pun mengembangan pesawat laris ini, tapi dengan identitas baru, yakni Shaanxi Y-8 (Yunshuji-8). Y-8 terbilang pesawat angkut militer/sipil dan cargo yang paling populer di Cina. Bahkan, Y-8 pun cukup laris di pasaran ekspor. Hingga tahun 2010, Y-8 telah diproduksi sebanyak 169 unit.
Bila Y-8 laris manis di pasar ekspor, lain hal dengan An-12. Karena usia yang sudah tua dan kian penuh risiko bagi awak dan penumpangnya, beberapa negara telah melarang terbang pesawat ini. Contohnya pada 12 Januari 2009, pemerintah Uni Emirat Arab resmi melarang setiap An-12 yang terbang atau melintas di wilayah udaranya.
Sayangnya, tidak ada satu pun An-12 TNI AU yang tersisa untuk diabadikan sebagai koleksi museum atau monumen. Meski waktu pengabdiannya terbilang singkat di Indonesia, selayaknya pihak museum Dirgantara Yogyakarta juga memiliki koleksi pesawat ini. Walau bagaimana pun, An-12 telah menjadi bagian dari sejarah eksistensi TNI AU. (Bayu Pamungkas)
Manufacture: Antonov
Payload: 20.000 kg
Length: 33,10 meter
Wingspan: 38 meter
Height: 10.53 meter
Wing area: 121.7 m²
Empty weight: 28,000 kg
Max. takeoff weight: 61,000 kg
Powerplant: 4 × Progress AI-20L or AI-20M turboprops, 4,000 ehp (3,000 kW) each
Maximum speed: 777 km/h
Cruise speed: 670 km/h
RangeWith maximum fuel: 5,700 km
RangeWith maximum load: 3,600 km
Service ceiling: 10,200 m
Rate of climb: 10m/s
Armament: Guns: 2× 23 mm (0.906 in) Nudelman-Rikhter NR-23 cannons
Sumber:
Military-today.com
Wikipedia
Laman indomiliter.com
Beberapa Sumber lain
tag:
#Close Support Vehicle, #Heavy Sniper Rifle/Senapan Runduk Berat, #Heer , #Helicopter, #Helicopter Angkut/Serang, #Helicopter tempur/serang, #Helikopter, #Helikopter Anti Kapal Selam, #Helikopter multi peran, #Helikopter Serang-Tempur, #Kapal Cepat, #Kendaraan Intai/Tempur Ringan, #Kendaraan Serba Guna, #Kendaraan Taktis Lapis Baja, #Kriegsmarine, #Luftwaffe, #MiG, #Pesawat Angkut Berat Jet, #Pesawat Angkut Propeller, #Pesawat Anti Kapal Selam, #Pesawat Anti Tank Propeller, #Pesawat Latih Jet/Basic Training Airplane, #Pesawat pembom berat Jet, #Pesawat Pembom Medium-Propeller, #Pesawat Pembom Propeller, #Pesawat Pembom Ringan Jet, #Pesawat Pembom Strategis, #Pesawat Pembom Tukik Propeller, #Pesawat Pembom/Tempur Jet, #Pesawat serang jet, #Pesawat Tanpa Awak / Unmanned Aerial Vehicle (UAV), #Pesawat Tempur Jet, #Pesawat Tempur Malam, #Pesawat Tempur Propeller, #Pistol, #Senapan, #Kemarin (Seventeen), #Lily (Alan Walker,K-391 & Emelie Hollow), #Celengan Rindu (Fiersa Besari), #Senorita (Shawn Mendes, Camila Cabello), #Hanya Rindu (Andmesh), #Solo (Jennie), #On My Way (Alan Walker, Sabrina Carpenter & Farruko), #I Love You 3000 (Stephanie Putri), #A Whole New World (ZAYN, Zhavia Ward), #sobat ambyar, #Didi Kempot, #Santuy, #Halu, #Apa itu, #Bucin, #Berita Viral, #Viral, #Ide Sederhana, #Senapan Serbu, #Pistol Mitraliur/Submachine Gun, #Senapan Serbu Otomatis, #Senapan Serbu Semi Otomatis, #Tank, Tank Amfibi, #Tank Destroyer, #Tank Tempur Super Berat/Super Heavy Tank, #Tank Tempur Berat/Heavy Tank, #Tank Tempur Medium/Medium Tank, #Tank Tempur Ringan/Light Tank, #Tank Tempur Utama/Main Battle Tank, #senjata, #senapan serbu, #amunisi, #peluru, #sniper, #pesawat, #pesawat tempur, #helikopter tempur, #perang, #lapis baja, #pembom, #PUBG, #FF, #PLAYERUNKNOWN'S BATTLEGROUNDS, #Free Fire, #Rules Of Survival, #Rules Of Survival, #Knives Out, #Creative Destruction, #Hopeless Land, #Survivor Royale, #PUBG versi PC, #PUBG Mobile, #PUBG Lite, #PUBG x Resident Evil 2, #IFV, #Kendaraan Tempur Infantri / Infantry fighting vehicle, #ML, #Mobile Legend, #Bazooka, #Proyektil, #Meriam, #Artileri, #peringkat militer dunia 2019, #pangkalan militer pubg, #militer Indonesia 2019, #militer, #TNI, Tentara Nasional Indonesia, #Angkatan Udara, #Angkatan Darat, #Angkatan Laut, Kepolisian, #Polisi, #Polri, #TNI-AU, #TNI-AL, #TNI-AD, #Panser, #Panzer, #military, #wajib militer, #hobby militer, #militermeter, #battle, #Pelontar Granat, #Tembak, #Bayonet, #APC, #IFV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar