Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Senin, 12 Oktober 2020
Steyr Scharfschutzengewehr 69, atau disebut juga sebagai SSG 69 adalah senapan sniper buatan Austria. Secara eksternal tampilan senapan ini menyerupai senapan untuk berburu, namun sebenarnya, senapan ini dirancang khusus sebagai senjata untuk pasukan militer dan penegak hukum. Sejak pertengahan 1960-an Tentara Austria mencari senapan sniper canggih untuk menjadi senjata standar bagi sniper mereka.
Pada tahun 1969, senapan yang dirancang oleh Steyr diadopsi oleh Angkatan Darat Austria sebagai senjata penembak jitu standar. Setelah perusahaan Steyr-Daimler-Puch gulung tikar, divisi pembuatan senjata pada pabrikan tersebut menjadi independen. Sejak 1987-1989 senapan sniper ini diproduksi oleh Steyr Mannlicher.
Akhirnya senjata ini dinamai sesuai akurasi dan diadopsi oleh sejumlah negara dari seluruh dunia, di mana senjata ini digunakan oleh militer atau pasukan penegak hukum. Saat ini SSG 69 adalah salah satu senapan sniper paling populer di dunia. Negara-negara di luar Austria yang menggunakan senapan ini diantaranya Argentina, Chili, Yunani, India, Indonesia, Irlandia, Yordania, Belanda, Pakistan, Peru, Arab Saudi dan Turki. Senapan sniper ini bahkan digunakan oleh unit patroli perbatasan AS BORTAC. Senjata ini memiliki reputasi sebagai senjata yang banyak digunakan dalam berbagai konflik dan perang. SSG 69 diproduksi tanpa perubahan selama lebih dari 40 tahun. Produksinya berhenti hanya pada tahun 2015. Selanjutnya, senapan sniper ini posisinya digantikan oleh senapan sniper SSG 08 yang lebih modern.
Steyr SSG 69 adalah senjata dengan mekanisme bolt action. Amunisi yang digunakan adalah amunisi standar NATO kaliber 7.62x51 mm (.308 Winchester). Pada saat diperkenalkan pada akhir 1960-an, senapan ini berbeda dari kebanyakan senapan sniper kontemporer yang ada pada saat itu. Desain SSG 69 boleh dibilang agak unik. Beberapa fiturnya sangat canggih untuk ukuran akhir 1960-an. Senapan ini menerapkan penggunaan material sintetis untuk menekan bobot senjata dan laras cold hammer-forged untuk meningkatkan umur pemakaian dari laras tersebut. Senapan ini juga memiliki magasen dengan desain yang tidak biasa.
Senapan sniper ini menggunakan magasen rotari yang tidak bisa dilepas, yang memiliki kapasitas 5 peluru. Magasen ini dibuat transparan, sehingga operator mudah untuk melihat berapa sisa peluru yang masih ada dalam magasen. Magasen ini dapat dilepas dengan menekan dua tombol pelepas di kedua sisi magasen. Magasen kotak dengan kapasitas 10 peluru juga tersedia sebagai opsi lain.
Popornya terbuat dari bahan fiberglass. Kembali pada akhir 1960-an, penerapan material ini adalah hal yang baru, karena kebanyakan senapan lain memiliki popor dari kayu. Senjata kontemporer, yang diadopsi selama jangka waktu yang sama, termasuk M21 Angkatan Darat AS, M40 USMC dan Mauser Jerman SP66, semuanya menggunakan popor dari kayu. Jadi meskipun SSG 69 mungkin bukan senapan pertama dengan popor sintetis, tetapi tentu saja perintis bahwa Steyr menggunakan fitur ini sebagai standar. Popor dibuat berongga untuk menjaga bobot keseluruhan senjata. Popor juga memiliki sistem spacer, yang memungkinkan operator untuk menyesuaikan panjang popor dengan menambah atau mengurangi spacer.
Senjata ini populer karena tingkat akurasinya yang mumpuni. Steyr SSG 69 menunjukkan akurasi sub 0,5 MOA selama beberapa kompetisi internasional. Kembali pada akhir 1960-an hanya beberapa senapan khusus yang memiliki tingkat akurasi di bawah MOA. SSG 69 biasanya digunakan dengan alat bidik optic (teropong). Awalnya senapan Angkatan Darat Austria menggunakan teropong pembesaran Kahles ZF69 6x. Dengan teropong ini senapan itu memiliki jarak tembak efektif hingga 600 meter. Kemudian teropong dengan pembesaran 10x Kahles ZF84 digunakan. Teropong ini meningkatkan jarak tembak efektif senapan hingga 800 meter. Untuk kondisi darurat, pisir dan pejera dari besi tetap menjadi kelengkapan standar (untuk berjaga-jaga jika senjata ini harus digunakan untuk pertempuran jarak dekat).
Ada rel aksesori standar di bagian bawah depan. Fitur ini digunakan untuk memasang kancing sling dan bipod. Namun terlepas dari akurasinya yang mengesankan, SSG 69 tidak dapat menandingi ergonomi senapan modern. Senapan ini tidak memiliki pegangan pistol yang tepat, popor tidak dapat disetel sepenuhnya atau rel tipe Picatinny. Selain itu Senapan ini juga tidak bisa dipadukan dengan berbagai kelengkapan modern yang ada saat ini. Terlepas dari kenyataan bahwa SSG 69 sudah ketinggalan zaman, senapan serbu ini tetap menjadi desain yang sangat kompetitif. Dalam hal kinerjanya, senapan ini mampu memenuhi sebagian besar standar modern.
Ada beberapa varian senapan sniper ini, namun kebanyakan dari varian tersebut hanya memiliki perbedaan di fitur aksesoris saja. Satu-satunya varian yang berbeda secara signifikan adalah senapan sniper SSG PIV dengan peredam, yang dirancang untuk digunakan bersama dengan peredam suara.
Varian
Steyr SSG 69 PI adalah versi dasar, digunakan oleh Angkatan Darat Austria dan negara-negara lain.
Steyr SSG 69 PII adalah versi yang disempurnakan dengan laras yang lebih berat. Senjata ini dirancang untuk pasukan penegak hukum. Varian ini tersedia dalam berbagai pilihan amunisi, diantaranya amunisi NATO 7.62x51 mm standar (.308 Winchester), serta .243 Winchester dan amunisi .22-250 Remington. Senjata ini tidak memiliki pisir dan pejera besi.
Steyr SSG 69 PIV dirancang untuk digunakan bersama dengan peredam suara. Senapan ini dimaksudkan untuk operasi di perkotaan. Muncul dengan laras 409 mm (16.1 ") yang lebih pendek dan menggunakan amunisi subsonik yang lebih berat. Senjata ini dilengkapi dengan amunisi standar NATO 7.62x51 mm (.308 Winchester). Senapan sniper berperedam suara ini digunakan oleh angkatan bersenjata Austria.
Spesifikasi Senapan Penembak Runduk / Sniper Rifle - Steyr SSG 69
Asal negara: Austria
Operasional aktif: 1969
Kaliber peluru: 7.62x51 mm
Berat (kosong, tanpa teropong optik): 4 kg
Panjang: 1.140 mm
Panjang laras: 650 mm
Vo meninggalkan laras:
Kapasitas magasen: 5 peluru
Jarak tembak efektif: 800 m
Artikel oleh: Tuntas Trisunu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar