Sabtu, 28 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Ketiga)


Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 28 Juni 2025

Sambungan dari Bagian 2

Untuk mengurangi efek torsi (puntir) akibat putaran pada baling-baling (propeller), para perancang memasang tiga mesin yang arah putaran propellernya berlawanan arah jarum jam di sayap kiri dan tiga mesin yang berputar searah jarum jam di sayap kanan. Akibatnya, jika dilihat dari belakang setiap mesin ke depan, baling-baling berputar "menjauh" dari satu sama lain di bagian atas lengkungan.

Kapasitas Muatan Besar


Mirip dengan glider Me 321, Me 323 memiliki sayap yang sangat besar, konfigurasi semi kantilever, dan terpasang tinggi (di bagian atas dari body pesawat). Sayap-sayap tersebut ditopang dari badan pesawat hingga bagian tengah sayap. Dalam upaya untuk menghemat berat dan aluminium, sayap-sayap tersebut sebagian besar materialnya terdiri dari kayu lapis dan kain, dan hanya pada bagian-bagian yang vital saja yang terbuat dari material logam.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Maryland")

Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Badan pesawat juga menggunakan rangka kayu dan kain berlapis, dan lantainya berisi penyangga kokoh untuk menahan muatan. Seri "D" biasanya dioperasikan dengan awak lima orang: dua pilot, dua teknisi penerbangan, dan seorang operator radio.

Selain itu, pesawat ini dilengkapi dengan dua port tembak untuk pertahanan diri dari serangan pesawat lawan. Teknisi menempati kabin kecil di setiap sayap, yang terletak di antara mesin bagian dalam dan tengah. Mereka bertugas mengawasi sinkronisasi mesin, sehingga pilot terbebas dari masalah manajemen mesin, tetapi pilot tetap dapat mengendalikan pengaturan mesin dan baling-baling.

Daya angkut maksimum pesawat ini sekitar 12 ton. Namun, supaya pesawat dapat lepas landas dengan muatan maksimum ini, unit lepas landas berbantuan roket Walter HWK 109-500 Starthilfe, yang digunakan pada Me 321, harus digunakan sebagai daya dorong tambahan. Unit-unit ini, yang ditempatkan di bawah sayap dan di luar mesin, memungkinkan sayap untuk menampung hingga empat unit.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Taktis / Tactical Bomber - North American A3J/A-5 Vigilante")

Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Selanjutnya, ruang kargo berukuran panjang 11 m, lebar 3 m, dan tinggi 3,4 m, dapat mengadopsi berbagai muatan, mulai dari howitzer lapangan berat dan kendaraan penariknya (half track) hingga persediaan makanan dan bahan bakar yang besar, atau personel dan evakuasi medis.

Menurut catatan resmi, beberapa unit glider Me 321 dikonversi menjadi Me 323, tetapi sebagian besar Me 323 sedari awal dibuat sebagai pesawat bermesin enam. Model awal menggunakan baling-baling kayu dengan dua bilah, sedangkan pada produksi selanjutnya menggunakan baling-baling logam dengan tiga bilah dan pitch yang bervariasi (variable pitch).

Catatan Tambahan:
Howitzer adalah jenis senjata artileri yang memiliki karakteristik yang unik. Keunikan dari senjata ini berupa kemampuannya untuk menembakan proyektil pada lintasan tinggi (parabolik atau melengkung) dengan jarak tembakan efektif di sasaran menengah hingga jauh. Howitzer diklasifikasikan ke dalam kelas diantara meriam (yang arah tembakannya cenderung lurus) dan mortir (yang arah tembakannya berupa sudut elevasi yang sangat tinggi). Fleksibilitas dari senjata howitzer ini menjadikannya sebagai senjata favorit untuk pasukan artileri karena dapat diubah (disesuaikan) dengan kondisi pertempuran. Beberapa kaliber howitzer yang saat ini umum digunakan adalah kaliber 105mm, 122mm, 152mm, dan 155mm. TNI (Tentara Nasional Indonesia) kebanyakan mengoperasikan howitzer di kaliber 105mm dan kaliber 155mm.

Bersambung ke Bagian 4

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War II Airplane
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Transport
#Perang_Dunia_II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar