Artikel ini ditulis untuk memenuhi permintaan dari sebagian pembaca yang telah ber"unjuk rasa" kepada saya baru-baru ini. Mereka protes, mengapa saya hanya mengetengahkan artikel tentang berbagai Alat Utama Sitem Senjata (Alutsista), tanpa memberikan definisi masing-masing alutsista tersebut.
Dan mereka benar! Kesalahan memang pada saya, saya terlalu asyik memposting artikel-artikel tentang berbagai macam alutsista, tanpa memberikan definisinya.
Untuk itulah, demi menebus kesalahan (dan kebodohan) saya tersebut, saya akan mulai memposting artikel tentang definisi dari tiap-tiap alutsista. Tidak secara lengkap, namun saya coba untuk menghadirkannya selengkap mungkin.
Dan berikut ini adalah uraiannya.
TANK
(Sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Tank adalah kendaraan tempur lapis baja yang bergerak menggunakan roda berbentuk rantai. Ciri utama tank adalah pelindungnya yang biasanya adalah lapisan baja yang berat, senjatanya yang merupakan meriam besar, serta mobilitas yang tinggi untuk bergerak dengan lancar di segala medan. Meskipun tank adalah kendaraan yang mahal dan membutuhkan persediaan logistik yang banyak, tank adalah senjata darat paling tangguh dan serba-bisa pada medan perang modern, dikarenakan kemampuannya untuk menghancurkan target darat apapun, dan efek mentalnya terhadap infanteri.
Daftar isi artikel ini:
1 Garis besar
2 Sejarah
2.1 Perang Dunia I: Tank-tank pertama
2.2 Perkembangan desain dan taktik
2.3 Tank pada Perang Dunia II
2.4 Perang Dingin dan seterusnya
3 Perlindungan
4 Persenjataan
5 Mesin
6 Manuver
1. Garis besar
Tank adalah kendaraan tempur yang sangat kuat. Walau begitu, tank tidak beroperasi sendirian. Tank biasa dimasukkan dalam unit lapis baja pada pasukan terpadu, yaitu gabungan antara infanteri dan kavaleri lainnya. Tanpa dukungan unit lain, tank, walaupun memiliki sistem pelindung yang hebat, tetap bisa dilumpuhkan oleh pasukan infanteri, ranjau, artileri, dan helikopter atau pesawat. Tank juga terbukti kurang efektif di medan hutan dan perkotaan, di mana kemampuan menembak jarak jauh tank menjadi mandul, penglihatan pengemudi tank jadi terbatas, dan kubah meriam tank mungkin tidak bisa berputar secara maksimal.
Tank pertama kali operasional pada Perang Dunia I untuk mendobrak stagnasi manuver perang parit, dan peran tank lama-kelamaan berevolusi untuk mengantikan peran kavaleri. Istilah tank (tangki) muncul pada saat pembuatan tank-tank pertama di pabrik-pabrik di Inggris. Pada saat itu, para pekerja diberitahukan bahwa mereka sedang membuat sebuah kendaraan pengangkut air beroda rantai, jadi pembuatan kendaraan tempur ini bisa dirahasiakan.
Tank dan taktik kendaraan lapis baja telah berevolusi selama lebih dari seabad. Walaupun sistem senjata dan pelindung tank masih terus dikembangkan, banyak negara yang mulai mempertanyakan kebutuhan kendaraan berat seperti ini, khususnya dalam era perang non-konvensional.
2. Sejarah
2.1 Perang Dunia I:
Kondisi pertempuran Perang Dunia I di Front Barat membuat Angkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa melintasi parit, mendobrak barikade kawat berduri, dan kebal terhadap proyektil senapan mesin. Purwarupa tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada tanggal 6 September 1915.
Tank pertama kali mencicipi perang pada saat Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada tanggal 15 September 1916. Prancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dirancang berdasarkan traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada tanggal 21 November 1917.
Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melintasi parit-parit yang lebar sekalipun.
2.2 Perkembangan desain dan taktik
Pada masa di antara dua perang dunia ini, dikembangkan berbagai macam kelas tank, khususnya di Inggris. Tank ringan, yang beratnya kurang dari sepuluh ton, digunakan untuk tugas pemantauan, dan hanya dipersenjatai dengan senapan mesin ringan yang hanya ampuh digunakan melawan tank ringan lainnya. Tank sedang atau tank cruiser, lebih berat dan bertujuan untuk perjalanan cepat jarak jauh. Dan yang terakhir, tank berat atau tank infanteri, adalah tank dengan lapisan pelindung yang tebal, tetapi kecepatan jelajahnya juga rendah.
Tank ini dibuat untuk digunakan untuk menembus pertahanan bersama-sama dengan pasukan infanteri. Sistem proteksinya yang tebal membuat tank ini kebal terhadap hantaman senjata anti-tank. Setelah tank berat dan infanteri berhasil membuat celah pada garis pertahanan lawan, tank medium akan dikirim melalui celah tersebut dan menyerang jalur logistik dan satuan komandan. Taktik seperti ini akhirnya dikembangkan dan diterapkan secara cemerlang oleh pasukan Jerman dalam konsep blitzkrieg.
2.3 Tank pada Perang Dunia II
Perang Dunia II merupakan masa dimana perkembangan teknologi tank meningkat dengan pesat. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti PzKpfw I yang sebelumnya hanya digunakan untuk keamanan dan juga latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi pada saat berhadapan dengan tank legendaris T-34 milik Uni Soviet.
Dan pada akhir perang semua negara yang terlibat telah secara drastis menambah ukuran meriam dan lapisan baja pada tank. Misalnya, PzKpfw I hanya bersenjatakan dua pucuk senapan mesin ringan, dan PzKpfw IV, tank paling berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam kaliber 75mm dengan spesifikasi kecepatan laras rendah (low velocity), dan beratnya dibawah 20 ton. Pada akhir perang, tank medium standar Jerman, PzKpfw V “Panther”, menggunakan meriam kaliber 75mm dengan spesifikasi kecepatan tinggi (high velocity), dan beratnya 45 ton. Tank medium standar Uni Soviet, T-34, menggunakan meriam kaliber 85mm dengan spesifikasi kecepatan sedang (medium velocity), dan beratnya 32 ton. Tank terberatnya, IS-2, bahkan menggunakan meriam kaliber 122mm, dan beratnya 43,5 ton.
Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tetapi performa suspensi adalah penentu kinerja tank dalam melahap medan non jalan raya. Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan guncangan yang besar yang dirasakan awak, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan melakukan penembakan yang akurat sambil berjalan menjadi hal yang mustahil. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.
Kubah meriam yang bisa berotasi, yang sebelumnya hanya terdapat pada sebagian tank, menjadi fitur yang sangat penting. Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, jadi diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, sehingga berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan banyak meriam, seperti T-28 dan T-35 buatan Uni Soviet, mulai ditinggalkan.
2.4 Perang Dingin dan seterusnya
Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank. Tambahan ancaman perang nuklir dan kimia membuat tank juga dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya membuat tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.
Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yang memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan peluru kendali anti-tank jinjing yang merupakan hasil pengembangan dari bazoka pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan angkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank (contohnya Ka-50, Ka-52, Mil Mi-28), atau pesawat yang mampu melahap tank (Seperti A-10 Warthog dan Su-25 frogfoot).
3. Sistem proteksi
Tank tempur utama (Main battle tank, MBT) adalah kendaraan tempur yang memiliki sistem proteksi paling kuat di medan perang. Perlindungannya dirancang untuk melindungi tank dan awaknya dari semua bahaya, termasuk penetrator energi kinetik yang ditembakkan tank lain, peluru kendali anti-tank (ATGM) yang ditembakkan infanteri atau pesawat udara, dan ranjau. Tetapi jumlah perlindungan yang dibutuhkan untuk melindungi tank dari segala arah akan sangat berat dan tidak memungkinkan; oleh karena itu dalam perancangan sebuat tank harus ditemukan keseimbangan yang tepat antara proteksi dengan berat.
Ada banyak jenis proteksi yang diterapkan pada tank modern. Perlindungan yang paling sering ditemukan adalah perlindungan pasif, yaitu lapisan logam, baja, atau keramik. Tipe perlindungan yang lain adalah perlindungan reaktif. Perlindungan reaktif ini meledak ke arah luar, dan mengubah arah proyektil yang datang. Perlindungan reaktif akan berupa balok yang ditempelkan, bukan lapisan yang permanen. Perlindungan reaktif cocok dipakai melawan proyektil berhulu ledak dan perlindungan pasif cocok melawan proyektil penetrator energi kinetik.
Pembagian ketebalan lapis baja tidak merata. Pada umumnya, lapisan paling tebal ada pada bagian depan tank dan bagian depan meriam. Lapisan pada samping dan atas tank biasanya lebih tipis, sedangkan bagian belakang tank–khususnya bagian di atas mesin–memiliki lapisan yang paling tipis.
4. Persenjataan
Senjata utama tank adalah meriamnya, yang ukurannya hanya dilampaui oleh howitzer artileri yang besar. Biasanya ukuran kaliber tank Blok Barat adalah 120mm dan tank Blok Timur 125 mm. Meriam tank dapat menembakkan peluru penetrator energi kinetik (KE) dan peluru high explosive (HE). Beberapa tank juga bisa menembakkan rudal atau roket melalui meriamnya, yang dapat meningkatkan jarak jangkauan dan memungkinkan untuk menghancurkan target udara. Pada umumnya tank memiliki senapan mesin yang sejajar (coaxial) dengan meriam utama. Senapan mesin ini umumnya berkaliber kecil antara 7,62 mm sampai 12,7 mm untuk digunakan menghadapi target infantri, tetapi ada beberapa tank Prancis yang menggunakan senjata coaxial kaliber besar 20mm seperti tank AMX-30, yang bisa digunakan untuk menghancurkan kendaraan lapis baja ringan. Selain meriam utama dan senjata sekunder, tank juga biasa dilengkapi dengan senapan mesin anti pesawat (skala ringan) yang ditempatgkan di atas turret..
Dahulu, meriam tank menggunakan alat bidik optik yang sederhana saja sehingga kurang akurat, apalagi jika menembak pada saat tank sedang bergerak, dijamin tingkat akurasinya akan merosot drastis. Sekarang tank modern memiliki banyak peralatan canggih untuk membantu meningkatkan akurasi. Giroskop digunakan untuk menstabilkan meriam utama; pengukur laser digunakan untuk menghitung jarak ke target; komputer digunakan untuk menghitung ketinggian dan sudut tembak, dengan memperhitungkan kecepatan angin, suhu udara, dan faktor-faktor lainnya.
Hampir semua tank tempur utama memiliki pelontar granat asap, yang dengan cepat bisa menyebarkan sebuah selimut asap yang akan melindungi tank bila sedang mundur atau disergap. Selimut asap ini tidak dipakai secara ofensif, karena asap juga akan menutupi penglihatan para penyerang, dan asap ini dapat memberitahukan kepada musuh bahwa serangan akan segera dilakukan. Tetapi pada beberapa tank seperti tank Prancis Leclerc, pelontar granat asap ini juga bisa digunakan untuk menembakkan gas air mata dan granat anti personel.
5. Mesin
Tank pada umumnya memakai mesin diesel, karena diesel tidak mudah terbakar walaupun terkena panas yang sangat tinggi. Pada beberapa rancangan, seperti pada tank Merkava milik Israel, tangki bahan bakar diesel diletakkan mengitari kru, dan secara efektif menjadi lapisan pelindung kedua. Selain itu, mesin diesel juga lebih ekonomis dan bisa memberikan jarak jelajah yang lebih besar dibandiungkan dengan mesin lain. Kelemahannya adalah mesin diesel sulit untuk dinyalakan dan terasa kurang bertenaga. Selain itu, asap tebal yang dihasilkan juga menyulitkan untuk menyerang secara diam-diam. Penggunaan mesin bensin memiliki kelemahan yang bertolak belakang dengan mesin diesel. Bensin sangat mudah terbakar, mengharuskan tangkinya diletakkan jauh dari kru. Selain itu, jarak jangkaunya lebih kecil. Keunggulannya adalah mesinnya dapat lebih mudah dinyalakan dan bertenaga tinggi, serta suaranya lebih kecil dari mesin diesel dan mesin turbin. Tank-tank yang lebih baru seperti tank Leopard Jerman memiliki mesin pembakaran dalam multi-bahan bakar, yang dapat menerima diesel, bensin, dan bahan bakar lainnya.
Mesin turbin juga populer pada tank-tank terbaru. Mesin ini bisa mengeluarkan tenaga yang besar dan lebih efisien dari mesin lainnya. Kelemahannya adalah, pada kecepatan paling rendah pun mesin ini tetap mengonsumsi bahan bakar seperti biasa, yang jauh lebih banyak daripada mesin lain pada kecepatan rendah. Pada Perang Teluk, M1 Abrams Amerika Serikat membakar banyak bahan bakar hanya untuk tetap menyalakan peralatan infra-merah dan elektronik lainnya, sementara tank lain dapat menghemat bahan bakar dengan menurunkan kecepatan mesin.
6. Kendaraan pengangkut tank
Sebuah tank tempur utama dirancang untuk memiliki mobilitas tinggi dan dapat melewati segala macam medan. Tank menggunakan dua atau empat tapak rantai untuk bergerak. Rantai ini digerakkan oleh sebuah roda besar di tiap tapaknya yang menyalurkan tenaga dari mesin. Roda rantainya yang lebar menyebarkan tekanan yang dihasilkan oleh beratnya tank, membuat tekanan yang dihasilkan dapat setara dengan kaki manusia. Jenis medan yang sangat menyulitkan tank adalah tanah yang sangat lembut seperti rawa, dan medan berbatu yang memiliki batu-batu besar. Pada medan "biasa", tank diharapkan bisa berjalan dengan kecepatan 30–50 km/jam, dan kecepatan di jalanan bisa mencapai 70 km/jam.
Meskipun begitu, logistik pergerakan tank tidak mudah. Di atas kertas, atau ketika uji coba selama beberapa jam, sebuah tank memang memiliki kemampuan off-road yang mengungguli kendaraan roda biasa apapun. Di atas jalanan sekalipun, kecepatannya juga tidak jauh berbeda dengan kendaraan lapis baja beroda biasa. Namun dalam praktiknya, kecepatan tinggi tank hanya bisa digunakan untuk beberapa saat, sebelum terjadi kerusakan mekanis. Tank tidak bisa terus menerus berjalan pada kecepatan tertinggi, dan harus berhenti secara rutin untuk melakukan perbaikan pencegahan agar selalu siap untuk bertempur.
Karena tank yang tidak bisa bergerak merupakan target yang mudah bagi mortir dan artileri, kecepatan biasanya tidak dipakai secara maksimum, dan selalu diusahakan untuk selalu menggerakan tank dengan kendaraan pengangkut tank atau kereta api, untuk menghemat tenaga tank. Tank pada akhirnya akan bergantung pada kereta api dan infrastruktur rel kereta api, karena tak ada angkatan bersenjata yang memiliki cukup banyak kendaraan pengangkut tank untuk mengangkut semua tank mereka. Karena itulah, jembatan rel kereta api dan stasiun rel kereta api merupakan target utama bagi mereka-mereka yang ingin memperlambat laju serangan tank.
Demikianlah artikel tentang Kendaraan Definisi tank (secara umum), semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Baca juga berbagai artikel menarik tentang khasiat dan manfaat buah dan sayuran di laman portal receh
Baca juga berbagai artikel menarik tentang fotografi dan juga berbagai hal lain di laman trisoenoe
Baca juga ulasan sekilas dari berbagai artikel menarik tentang alutsista dan fotografi di laman pustaka senjata dan fotografi
Artikel dialih bahasa dan ditulis ulang oleh: TuntasTrisunu
Sumber:
Wikipedia
Berbagai sumber lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar