![]() |
Tank Perusak/Tank Destroyer - Marder III militerbanget.blogspot.com |
Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 9 Februari 2025
Tank perusak (Tank Destroyer) ini dapat dibilang sebagai alutsista yang cukup unik. Alutsista ini diciptakan karena kebutuhan yang sangat mendesak di front pada saat Perang Dunia II tengah berkobar, akhirnya Jerman menempuh jalur inovatif dan juga kreatif untuk menghadirkan senjata yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan memanfaatkan apa yang tersedia pada saat itu, tank perusak ini menjelma menjadi alutsista yang sangat mematikan, serta mudah dan juga murah dalam hal produksi maupun operasional. Walaupun memiliki tingkat proteksi yang sangat minim, tank perusak ini bisa jadi senjata yang sangat mematikan apabila dipadukan dengan strategi yang tepat. Agar artikel ini dapat enak untuk dibaca, silahkan simak artikel sebelumnya yang berjudul: “Tank Perusak / Tank Destroyer “Marder III” (Panzerjäger 38(t) für 7,62 cm PaK 36(r) (Sd.Kfz)), Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Ketujuh)”. Dan berikut ini adalah artikel kelanjutannya:
Kelebihan dan Kekurangan Marder III
Tank Perusak Marder III merupakan solusi jitu untuk mengatasi rendahnya mobilitas senjata antitank yang berkonfigurasi ditarik/diderek. Alutsista ini dapat dengan cepat mengeliminir ancaman apa pun dan dengan cepat melepaskan diri serta mundur ke posisi yang aman jika perlu. Sasis Panzer 38(t) sangat andal dan sesuai untuk peran ini. Marder III cukup cepat, terutama saat bergerak maju dan mudah untuk dikendalikan.
(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pistol Mitraliur / Submachine Gun - CF-05")
Senjata utama tank perusak ini memiliki daya penghancur yang cukup memadai untuk mengeliminir sebagian besar tank yang ada pada saat itu dari jarak tembak yang sangat jauh. Hal ini terbukti selama pertempuran di medan terbuka di Afrika dan Rusia. Hal ini juga menjadi pendorong moral yang besar bagi infanteri saat mereka bertempur bersama.
Profilnya yang tinggi merupakan masalah besar bagi Marder III, menjadikannya target yang cukup mudah bagi lawan. Lapisan bajanya juga terbilang tipis dan hanya dapat memberikan perlindungan terbatas dari tembakan senjata ringan dan pecahan peluru. Kamuflase yang tebal dan posisi tempur yang dipilih dengan baik menjadi syarat utama supaya alutsista ini bisa aman dari serangan balik dari lawan, tetapi ini tidak selalu memungkinkan atau mudah dicapai dengan sukses (misalnya, di lapangan terbuka dan gurun).
Posisi menembak tank perusak ini juga harus sering diubah posisinya untuk menghindari tembakan balasan dari lawan. Dengan melakukan ini, pengunci senjata harus dinaikkan (atau diturunkan), yang dapat memakan waktu karena anggota kru harus keluar dan melakukannya secara manual. Ini harus dilakukan agar tidak menyebabkan kerusakan pada senjata atau memengaruhi kalibrasi senjata.
Kegagalan mekanis yang parah jarang terjadi, tetapi karena pusat gravitasi yang tinggi, baut pegas suspensi terus-menerus berada di bawah tekanan tinggi dan sering patah. Persediaan baut pegas cadangan baru sering tidak tersedia, dan ini memaksa banyak kendaraan tidak digunakan untuk beberapa waktu.
Tekanan tanah sangat tinggi, jika pengemudi tidak memperhatikan medan yang dilalui, pengemudi dapat dengan mudah membuat kendaraan terjebak di lumpur. Kapasitas amunisi yang rendah menjadi masalah besar lainnya, terutama selama pertempuran yang berkepanjangan karena kru dapat dengan cepat kehabisan amunisi. Masalah lainnya adalah kenyataan bahwa tidak ada kendaraan yang memadai untuk pengiriman amunisi tambahan. Half track sering digunakan untuk peran ini, tetapi sayangnya tidak pernah cukup tersedia. Pembawa amunisi yang berbasis pada rangka tank lebih disukai, tetapi digunakan dalam jumlah terbatas oleh Jerman selama Perang Dunia II.

Tank Perusak/Tank Destroyer - Marder III
militerbanget.blogspot.com
Meriam medan 7,62 cm PaK 36(r)

militerbanget.blogspot.com
Selama Operasi Barbarossa, pasukan darat Jerman berhasil merampas sejumlah besar meriam lapangan dengan kaliber yang berbeda. Salah satu meriam yang berhasil dirampas adalah meriam divisi 76,2 mm M1936 (F-22). Setelah penilaian singkat terhadap karakteristik meriam ini, Jerman merasa puas dengan kinerjanya. Meriam ini diberikan kepada tentara untuk digunakan dengan nama FK 296(r). Awalnya meriam ini digunakan sebagai meriam lapangan, tetapi segera menjadi jelas bahwa meriam ini memiliki kemampuan antitank yang hebat.
(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Helikopter Serang Ringan / Lightweight attack helicopter - T-129")
Ketika tentara Jerman menghadapi tank Soviet yang baru, yaitu T-34, tank KV-1 dan KV-2, meriam anti tank PaK 36/37 37 mm milik mereka ternyata mandul menghadapi lapisan proteksi tank-tank tersebut. Meriam yang memadai adalah PaK 38, sayangnya meriam ini hanya tersedia dalam jumlah kecil. Dengan demikian, solusi sementara harus ditemukan dan segera. Meriam 7,62 cm M1936 kemudian dimodifikasi untuk digunakan sebagai senjata anti tank. Perubahan yang dilakukan meliputi penambahan fitur peredam recoil pada laras, kemudian perisai meriam dipotong menjadi dua bagian dan bagian atas dilas ke bagian bawah perisai (mirip dengan perisai dua bagian PaK 40), memperluas ruang tembak menjadi kaliber 7,5 cm supaya dapat menggunakan amunisi standar Jerman (sama dengan PaK 40). Roda tangan untuk mengatur sudut meriam dipindahkan ke sisi kiri. Setelah perubahan ini, meriam tersebut berganti nama menjadi 7,62 cm PaK 36(r), dan tetap digunakan sepanjang Perang Dunia II.
Spesifikasi Teknis 7,62 cm PaK 36(r) Pz.Kpfw.38(t) 'Marder III' Sd.Kfz.139
Type/Jenis: Tank Perusak (Tank Destroyer)
Jumlah produksi: 1736 unit (produksi keseluruhan dan konversi dari alutsista lain), terdiri dari
Sd. Kfz. 139: 344 Unit (produksi keseluruhan)
Sd.Kfz. 138, Ausf. H:
275 unit produksi keseluruhan
175 unit produksi konversi
Sd.Kfz. 138, Ausf. M: 942 unit (produksi keseluruhan)
Dimensi
Bobot operasional: 10.670 kg (23.523 lbs)
Panjang: 4,65 m
Lebar: 2,35 m (7 ft 9 in)
Tinggi: 2,48 m
Awak: 4 orang (pengemudi, komandan, penembak, pengisi amunisi)
Ground clearance: 40 cm
Dapur pacu: Praga Typ TNHPS/II water-cooled, 6-cylinder gasoline, 7.75 l 125-150 PS (123-148 hp, 92-110 kW)
Suspensi: leaf spring
Rasio Daya/bobot: 14,1 PS (10.3 kW)/ton
Kecepatan maksimum:
42-47 km/jam jalan raya
20 km/jam (lintas alam)
Jarak jelajah maksimum: 185/140km
Persenjataan
Senjata utama: 1 x Meriam 7,62 cm PaK(r) L/54,8 atau 7,5 cm Pak 40
Senjata sekunder: 1 x senapan mesin 7,92 mm MG 37(t), MG 34 atau MG 42
Ketebalan lapisan baja
Sisi depan: 30 mm (1,18 inci)
Sisi samping: 14,5 mm (0,57 inci)
Sisi belakang: 14,5 mm (0,57 inci)
Demikianlah artikel tentang Tank Perusak / Tank Destroyer “Marder III” (Panzerjäger 38(t) für 7,62 cm PaK 36(r) (Sd.Kfz)), Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Keenam), semoga artikel ini bisa berguna bagi rekan-rekan semua.
Baca juga berbagai artikel menarik tentang khasiat dan manfaat buah dan sayuran di laman portal receh
Baca juga berbagai artikel menarik tentang fotografi dan juga berbagai hal lain di laman trisoenoe
Baca juga ulasan sekilas dari berbagai artikel menarik tentang alutsista dan fotografi di laman pustaka senjata dan fotografi
Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu
Sumber:
1. World War II Panzer
2. Wikipedia
3. Beberapa sumber lain
Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Tank_Destroyer
#Perang_Dunia_II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar