Jumat, 04 Juli 2025

Howitzer Swagerak M7 Priest, Sistem Artileri Swagerak Amerika Yang Paling Mematikan di Perang Dunia II (Bagian Kedua)


Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Jum'at, 4 Juli 2025

Sambungan dari Bagian 1

Karena anggaran untuk pembelian tank sangat besar, militer AS lalu memesan 4.400 unit untuk direalisasikan pada tahun 1943 (namun tidak pernah terwujud). Artileri swagerak ini kemudian mulai dioperasikan pada bulan Februari 1942 dan dikenal sebagai ”Self Propelled Gun 105 mm”. Produksi massal alutsista ini segera dimulai di American Locomotive Company. Pada tahun 1942, Pressed Steel Car bergabung dalam jalur produksi diikuti dengan pabrikan Federal Machine and Welder.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Baltimore")

Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Modifikasi dan varian


Pada saat artileri swagerak ini mulai dioperasikan, didapatkan laporan bahwa kapasitas amunisi yang dbawa kendaraan ini ternyata kurang memadai. Untuk mensiasatinya, pihak perancang kemudian membuat kompartement tambahan di dinding (semacam bracket yang dapat menampung amunisi sebanyak 7 butir di kiri dan 5 butir di kanan), sementara 33 butir peluru sisanya disimpan di ruang pada pelat lantai. Konfigurasi penyimpanan amunisi seperti ini diterapkan di awal jalur produksi pada bulan Maret 1942. 

Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Kemudian, selama produksi, dilakukan perubahan teknis pada sasis kendaraan, yang semula menggunakan sasis M3 ke sasis M4 Sherman yang memiliki performa yang lebih baik, dan selanjutnya perubahan ini dijadikan standarisasi. Perubahan lain adalah pada sistem penggabungan bagian kendaraan yang menerapkan sistem modular, ditambah dengan perkuatan pada bagian depan serta peningkatan pada suspensi. Sebagian unit yang dikirimkan ke Inggris juga dilengkapi dengan pesawat radio sehingga mengorbankan kapasitas penyimpanan peluru dan kembali pada konfigurasi awal, dimana kapasitas ruang penyimpanan hanya dapat menampung 24 peluru.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Kendaraan Pengangkut Personel Lapis Baja / Armored Personnel Carrier - Anoa")

Mobil M7B1 (1943)
Versi modernisasi ini didasarkan pada sasis M4A3 Sherman dan distandarisasi pada bulan September 1943. Diproduksi sebanyak 826 unit oleh pabrikan Pressed Steel Car. Varian ini memiliki ciri khas pada dapur pacu, dimana mesin Ford GAA V-8 (450 hp) digunakan menggantikan mesin yang lama, suspensi yang baru, roda jalan dan idler, serta side skirt, dengan banyak modifikasi internal.

Catatan Tambahan:
Artileri swagerak adalah sistem artileri yang dipasang (atau lebih tepatnya dikombinasikan) pada sasis kendaraan yang dapat bergerak sendiri, baik konfigurasi kendaraan beroda maupun rantai (tetapi mayoritas kendaraan pengusung yang digunakan adalah kendaraan dengan penggerak sistem rantai karena memiliki performa yang lebih baik serta lebih baik dalam hal menahan recoil, sehingga dapat menyederhanakan fitur pasak yang dibutuhkan untuk menstabilkan penembakan). Artinya, artileri ini tidak membutuhkan kendaraan lain untuk mobilisasinya sehingga lebih fleksibel dan juga lebih baik dalam system logistiknya. Fungsi utama system artileri ini sama dengan system artileri non swagerak yaitu untuk memberikan dukungan tembakan dari jarak jauh dalam pertempuran.

Bersambung ke Bagian 3

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. Tank Encyclopedia
2. Miltari Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Amerika_Serikat
#Artileri
#Artileri_Swagerak
#Perang_Dunia_II

Selasa, 01 Juli 2025

Howitzer Swagerak M7 Priest, Sistem Artileri Swagerak Amerika Yang Paling Mematikan di Perang Dunia II (Bagian Pertama)


Howitzer Swagerak M7 "Priest"
Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Beraban, Tabanan, Bali, Selasa, 1 Juli 2025

Selama perang, tulang punggung unit artileri bermotor adalah derivatif dari platform alutsista beroda rantai yang paling banyak diproduksi di Angkatan Darat AS, yaitu tank M4 Sherman. Pada tahun 1941, penasehat Angkatan Darat AS berkesimpulan bahwa untuk mendukung operasi pasukan lapis baja, dibutuhkan artileri swagerak dalam jumlah yang memadai. Jawaban paling masuk akal adalah dengan menciptakan alutsista artileri swagerak dari nol supaya tidak ada kendala antara kendaraan pembawa dan senjatanya. Tetapi, pada saat perang berkecamuk, merancang dan memproduksi kendaraan yang baru akan memakan sumber daya yang cukup besar, sedangkan pada saat itu sumber daya yang tersedia sangat terbatas. 

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Baltimore")

Untuk itu, pihak militer kemudian memutuskan untuk mengkombinasikan alutsista yang ada, yaitu memadukan senjata utama howitzer kaliber 105mm dengan kendaraan Half track T19, tetapi ternyata alutsista ini tergolong tidak layak, karena sangat minim dalam urusan proteksi maupun kemampuannya dalam melibas medan off road. Akhirnya, pada tahun 1941, sasis M3 Lee dipilih sebagai platform yang baru, yang kemudian mengarah ke purwarupa yang dikonversi, T32.

Howitzer Swagerak M7 "Priest"
Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Dari purwarupa hingga produksi


T32 dimodifikasi dengan bagian atas (superstruktur) terbuka, dipadankan dengan howitzer kaliber 105 mm (4,13 in). Howitzer M2 standar ini baru saja operasional ketika Perang Pasifik dimulai, dan terbukti menjadi bagian dari persenjataan yang sangat dapat diandalkan, diproduksi dari tahun 1941 hingga 1953 dan digunakan hingga tahun 1970-an. Dengan elevasi senjata utama antara -5° hingga +66°, jarak tembak efektifnya adalah 12.325 yard (11.270 meter). Dalam praktiknya, elevasi maksimum harus dikurangi menjadi 35° saat kendaraan ini bergerak untuk menjaga siluet tetap rendah. Tingkat akurasinya juga cukup baik, dan peluru tipe HE-nya (105x372R) sangat mumpuni karena daya destruktifnya yang luar biasa. Namun karena rekoil, terutama pada saat senjata utama ditembakkan di elevasi tinggi, mekanisme tolak balik terkendala pada ruang yang terbatas.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Baltimore")

Howitzer Swagerak M7 "Priest"
Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Alutsista ini juga punya segudang kelemahan, karena transmisi sasis yang tinggi, lantai kendaraan ini otomatis ikut dinaikan dan berefek pada superstrukturnya tinggi. Untuk melindungi kompartemen kru, dinding lapis baja datar dipasang pada bagian samping, namun pada bagian atas dan belakang dari kompartemen sama sekali terbuka, yang membuat kru rentan dari atas dan belakang. Dengan satu lemparan granat atau bahkan satu bom molotov saja ke dalam kompartemen, dijamin seluruh kru akan langsung terbakar. Kelemahan tadi ditambah dengan siluet dari artileri swagerak ini yang tinggi menjulang hingga sulit untuk berkamuflase. 

Howitzer Swagerak M7 "Priest"
Howitzer Swagerak M7 Priest
militerbanget.blogspot.com

Amunisi pada alutsista ini disimpan di dalam kotak penyimpanan dan di dalam lambung (24 butir peluru). Selama uji coba, tampak jelas bahwa kendaraan ini sangat membutuhkan persenjataan defensif. Setelah melalui banyak pertimbangan, dibuatlah standar proteksi dimana senapan mesin Browning M2 menjadi senjata sekunder untuk melindungi kendaraan dari ancaman pasukan infantri maupun kendaraan ringan lawan. Posisi senjata sekunder dipasang di turret kanan depan yang menghasilkan radius area tembakan yang sangat baik, sementara howitzer ditempatkan miring ke kiri. Karakteristik seperti ini yang membuat kendaraan baru itu disebut dengan "Priest" (pendeta), karena kupola untuk kubah senapan mesin yang berbentuk seperti mimbar.

Bersambung ke Bagian 2

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. Tank Encyclopedia
2. Miltari Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Amerika_Serikat
#Artileri
#Artileri_Swagerak
#Perang_Dunia_II

Minggu, 29 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Keempat)


Pesawat Angkut (Transport) Raksasa Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 29 Juni 2025

Sambungan dari Bagian 3

Kecepatan maksimum Me 323 hanya sekitar 285 km/jam di permukaan laut, dimana kecepatan jelajah pada saat muatan penuh berada di bawah kecepatan ini. Untuk perlindungan diri terhadap serangan pesawat musuh, pesawat ini dipersenjatai dengan lima pucuk senapan mesin MG 131 kaliber 13 mm. Ditempatkan di bagian punggung di belakang sayap dan di dalam badan pesawat, senjata-senjata ini dioperasikan oleh penembak tambahan, operator radio, dan teknisi.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Taktis / Tactical Bomber - North American A3J/A-5 Vigilante")

Sepak Terjang Me 323 Gigant di Zona Pertempuran


Pada bulan September 1942, Me 323 mulai dikirim untuk operasi militer di Tunisia, dan mulai bertugas di wilayah Mediterania pada bulan November. Kerugian besar di antara pengiriman Axis mengharuskan pengangkutan udara besar-besaran untuk memasok logistik Korps Afrika Rommel melintasi Mediterania.

Peristiwa kritis terjadi pada 22 April 1943. Tujuh skuadron pesawat musuh menyergap formasi 27 unit Me 323 yang bermuatan penuh, dikawal oleh Messerschmitt Bf 109 dari Jagdgeschwader 27, melintasi Selat Sisilia.

Pesawat penyergap, yang terdiri dari Supermarine Spitfire (Skuadron No. 1 SAAF) dan Curtiss P-40 Kittyhawk (Skuadron No. 7 South African Wing), berhasil menembak jatuh 16 atau 17 pesawat angkut. Sebaliknya, pesawat pengawal berhasil menembak jatuh tiga atau empat P-40. Produksi Me 323 dihentikan pada bulan April 1944 pada saat Jerman mulai terdesak di berbagai front dengan angka produksi sekitar 198 unit pesawat. 

Varian D dan E berikutnya memperkenalkan variasi dalam mesin, persenjataan defensif, kekuatan struktural, muatan kargo, dan kapasitas bahan bakar. Akan tetapi, Me 323 tetap kurang bertenaga (karena keenam mesinnya yang tergolong kecil kekuatannya) dan usulan untuk melengkapinya dengan enam mesin radial BMW 801 tidak pernah terwujud hingga perang berakhir.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Baltimore")

Selain itu, Me 323 memiliki jarak jelajah yang relatif pendek, yakni di kisaran 1.000 – 1.200 km (620–750 mil) pada saat muatan minimum, sedangkan pada muatan maksimum jarak jelajahnya melorot di kisaran 800 km. Meskipun memiliki keterbatasan daya angkut dan jumlah yang terbatas, Me 323 tetap menjadi aset berharga bagi Jerman dan digunakan secara luas.

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Spesifikasi Pesawat Angkut/Transport Messerschmitt Me 323 Gigant (Me 323D-6)


Karakteristik umum
Kru: 5 orang (diluar tambahan juru tembak)
Kapasitas: 130 pasukan atau muatan seberat 10.000–12.000 kg (22.000–26.500 lb)
Panjang: 28,2 m (92 kaki 6 inci)
Lebar sayap: 55,2 m (181 kaki 1 inci)
Tinggi: 10,15 m (33 kaki 4 inci)
Luas sayap: 300 m2 (3.200 kaki persegi)

Bobot Operasional & Airfoil 
Pangkal sayap: NACA 2R1 19; ujung: NACA 2R1 10
Berat kosong: 27.330 kg (60.252 lb)
Berat kotor: 29.500 kg (65.036 lb)
Berat lepas landas maksimum: 43.000 kg (94.799 lb)

Mesin: 6 × Gnome-Rhône 14N 14 silinder mesin piston radial berpendingin udara 1.180 PS (1.164 hp; 867,9 kW) daya lepas landas

Baling-baling: 6 x baling-baling Chauvière 3 bilah dengan pitch variabel

Performa
Kecepatan maksimum: 285 km/jam (177 mph, 154 kn)
Kecepatan jelajah: 218 km/jam (135 mph, 118 knot)
Jarak jelajah maksimum: 800 km (500 mil, 430 mil laut)
Jangkauan feri: 1.100 km (680 mil, 590 nmi)
Elevasi operasional: 4.000 m (13.000 kaki)
Kecepatan menanjak: 3,6 m/s (710 kaki/menit)

Persenjataan
Senjata: beberapa senapan mesin MG 15 7,92 mm, MG 81 atau MG 131 13 mm

Catatan Tambahan:
Variabel pitch pada pesawat merujuk pada kemampuan baling-baling untuk mengubah sudut bilahnya (pitch) selama penerbangan, memungkinkan penyesuaian kinerja pesawat sesuai dengan kondisi penerbangan yang berbeda. Dengan kata lain, pitch variabel memungkinkan pilot untuk menyesuaikan sudut baling-baling untuk memaksimalkan efisiensi pada berbagai kecepatan dan ketinggian.

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War II Airplane
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Transport
#Perang_Dunia_II

Sabtu, 28 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Ketiga)


Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 28 Juni 2025

Sambungan dari Bagian 2

Untuk mengurangi efek torsi (puntir) akibat putaran pada baling-baling (propeller), para perancang memasang tiga mesin yang arah putaran propellernya berlawanan arah jarum jam di sayap kiri dan tiga mesin yang berputar searah jarum jam di sayap kanan. Akibatnya, jika dilihat dari belakang setiap mesin ke depan, baling-baling berputar "menjauh" dari satu sama lain di bagian atas lengkungan.

Kapasitas Muatan Besar


Mirip dengan glider Me 321, Me 323 memiliki sayap yang sangat besar, konfigurasi semi kantilever, dan terpasang tinggi (di bagian atas dari body pesawat). Sayap-sayap tersebut ditopang dari badan pesawat hingga bagian tengah sayap. Dalam upaya untuk menghemat berat dan aluminium, sayap-sayap tersebut sebagian besar materialnya terdiri dari kayu lapis dan kain, dan hanya pada bagian-bagian yang vital saja yang terbuat dari material logam.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Maryland")

Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Badan pesawat juga menggunakan rangka kayu dan kain berlapis, dan lantainya berisi penyangga kokoh untuk menahan muatan. Seri "D" biasanya dioperasikan dengan awak lima orang: dua pilot, dua teknisi penerbangan, dan seorang operator radio.

Selain itu, pesawat ini dilengkapi dengan dua port tembak untuk pertahanan diri dari serangan pesawat lawan. Teknisi menempati kabin kecil di setiap sayap, yang terletak di antara mesin bagian dalam dan tengah. Mereka bertugas mengawasi sinkronisasi mesin, sehingga pilot terbebas dari masalah manajemen mesin, tetapi pilot tetap dapat mengendalikan pengaturan mesin dan baling-baling.

Daya angkut maksimum pesawat ini sekitar 12 ton. Namun, supaya pesawat dapat lepas landas dengan muatan maksimum ini, unit lepas landas berbantuan roket Walter HWK 109-500 Starthilfe, yang digunakan pada Me 321, harus digunakan sebagai daya dorong tambahan. Unit-unit ini, yang ditempatkan di bawah sayap dan di luar mesin, memungkinkan sayap untuk menampung hingga empat unit.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Taktis / Tactical Bomber - North American A3J/A-5 Vigilante")

Pesawat Angkut/Transport Raksasa Messerchmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerchmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Selanjutnya, ruang kargo berukuran panjang 11 m, lebar 3 m, dan tinggi 3,4 m, dapat mengadopsi berbagai muatan, mulai dari howitzer lapangan berat dan kendaraan penariknya (half track) hingga persediaan makanan dan bahan bakar yang besar, atau personel dan evakuasi medis.

Menurut catatan resmi, beberapa unit glider Me 321 dikonversi menjadi Me 323, tetapi sebagian besar Me 323 sedari awal dibuat sebagai pesawat bermesin enam. Model awal menggunakan baling-baling kayu dengan dua bilah, sedangkan pada produksi selanjutnya menggunakan baling-baling logam dengan tiga bilah dan pitch yang bervariasi (variable pitch).

Catatan Tambahan:
Howitzer adalah jenis senjata artileri yang memiliki karakteristik yang unik. Keunikan dari senjata ini berupa kemampuannya untuk menembakan proyektil pada lintasan tinggi (parabolik atau melengkung) dengan jarak tembakan efektif di sasaran menengah hingga jauh. Howitzer diklasifikasikan ke dalam kelas diantara meriam (yang arah tembakannya cenderung lurus) dan mortir (yang arah tembakannya berupa sudut elevasi yang sangat tinggi). Fleksibilitas dari senjata howitzer ini menjadikannya sebagai senjata favorit untuk pasukan artileri karena dapat diubah (disesuaikan) dengan kondisi pertempuran. Beberapa kaliber howitzer yang saat ini umum digunakan adalah kaliber 105mm, 122mm, 152mm, dan 155mm. TNI (Tentara Nasional Indonesia) kebanyakan mengoperasikan howitzer di kaliber 105mm dan kaliber 155mm.

Bersambung ke Bagian 4

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War II Airplane
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Transport
#Perang_Dunia_II

Jumat, 27 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Kedua)


Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Jum'at, 27 Juni 2025

Sambungan dari Bagian 1

Sementara itu, desain Messerschmitt mengalami beberapa kali perubahan nama, dari Me 261w menjadi Me 263, dan akhirnya menjadi Me 321. Meskipun Me 321 banyak digunakan di Front Timur sebagai pesawat angkut, pesawat ini tidak pernah menjalankan peran aslinya sebagai pesawat layang (glider) serbu.

Pada tahun 1941, berdasarkan pada masukan dari para komandan satuan yang bertanggungjawab pada logistik di front Rusia, diambillah keputusan untuk membuat varian dari glider Me 321 namun dilengkapi dengan mesin, dan pesawat angkut yang baru ini diberi nama Me 323.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Senapan Penembak Jitu / Designated marksman rifle - SVD (Bagian 1)")

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Untuk urusan dapur pacu dipilih mesin radial Gnome et Rhône GR14N buatan Prancis. Mesin ini memiliki kekuatan sebesar 1.180 PS (1.164 hp, 868 kW) untuk lepas landas, seperti yang digunakan pada pesawat Bloch MB.175. Mesin ini dipilih karena pada saat itu industri mesin Jerman sedang kewalahan karena permintaan di medan perang yang terus meningkat. Untuk itulah, pesawat ini menggunakan mesin yang tidak terlalu ”vital” (tidak terlalu banyak dibutuhkan) sebagai tenaga penggeraknya.

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Uji coba pada tahap awal menggunakan empat mesin Gnome pada sayap Me 321 yang strukturnya diperkuat, dan pesawat ini mampu mencapai kecepatan yang tergolong sedang, yaitu 210 km/jam (130 mph). Kecepatan ini lebih lambat jika dibandingkan dengan pesawat versi angkut Junkers Ju 52, sekitar 80 km/jam (50 mph). Para perancang menerapkan konfigurasi roda pendarat tetap (tidak bisa dilipat atau dimasukkan ke body pesawat pada saat terbang), yang terdiri dari empat roda depan kecil dan enam roda badan pesawat yang lebih besar, yang setengah bagiannya terlindungi oleh fairing aerodinamis.

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Selain itu, roda belakangnya dilengkapi rem pneumatik, yang menghentikan pesawat dalam jarak 200 m (660 kaki). Me 323C dengan konfigurasi empat mesin menjadi dasar untuk seri D yang memiliki enam mesin.

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Meskipun di atas kertas pesawat ini dapat terbang dengan baik, pada saat lepas landas, pesawat ini ternyata membutuhkan tenaga bantuan berupa pesawat pengerek Heinkel He 111Z Zwilling bermesin lima atau formasi Troika-Schlepp “gaya vic” yang berbahaya, ditambah unit roket Walter HWK 109-500 Starthilfe yang dipasang di bawah sayap untuk lepas landas dengan muatan penuh.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Pesawat Pembom Ringan / Light Bomber - Martin Maryland")

Pesawat Angkut (Transport) Raksasa, Messerschmitt Me 323 Gigant
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Walaupun memiliki kemampuan terbatas, pesawat ini dapat terbang kembali ke pangkalan dengan tenaganya sendiri pada saat kosong, yang mana sedikit mengungguli Me 321 (yang merupakan glider murni alias tak dapat terbang kembali ke pangkalan setelah mendarat). Oleh karena itu, purwarupa V2, yang dilengkapi dengan enam mesin dan pertama kali diterbangkan pada awal tahun 1942, menjadi purwarupa seri D.

Catatan Tambahan:
Glider adalah pesawat yang dapat terbang (lebih tepatnya adalah melayang) tanpa menggunakan mesin. Pesawat ini murni bergantung pada kekuatan alam seperti arus udara untuk dapat tetap terbang dan melayang di udara. Ada berbagai jenis glider, mulai dari pesawat kertas, sailplane (pesawat layang) yang canggih dan yang paling fenomenal adalah glider yang memiliki dimensi yang besar untuk mengangkut manusia dan juga peralatan tempur ke medan perang. Glider militer ini digunakan dalam jumlah yang sangat besar pada saat Perang Dunia II berkecamuk. Saat ini bahkan ada modifikasi dimana bom-bom tanpa pemandu yang biasanya dijatuhkan di sasaran, mulai dilengkapi dengan sayap dan juga sistem kendali sehingga dapat dikategorikan sebagai bom glider.

Bersambung ke Bagian 3

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War II Airplane
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Transport
#Perang_Dunia_II

Kamis, 26 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa Andalan Pasukan Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Pertama)


Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Beraban, Tabanan, Bali, Kamis, 26 Juni 2025

Messerschmitt Me 323 Gigant (“Raksasa”) adalah pesawat angkut militer terbesar milik Jerman yang dioperasikan selama Perang Dunia II. Secara konstruksi, pesawat ini merupakan varian glider militer Me 321 tetapi dilengkapi dengan motor penggerak sehingga mampu bergerak layaknya pesawat bermotor.

Pesawat ini memang sangat Istimewa karena tercatat sebagai pesawat angkut (transport) berbasis darat terbesar yang diterbangkan selama perang dunia II. Selama perang, Jerman memproduksi sebanyak 213 unit, dimana 15 unit diantaranya adalah konversi dari glider raksasa Me 321. Pada bulan Februari 1941, hampir 14 minggu setelah perintah produksi diberikan oleh militer, pesawat Messerschmitt pertama, yang dijuluki Gigant, berhasil rollout dan siap menjalani uji lapangan.


Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Latar Belakang Rancang Bangun Pesawat Messerschmitt Me 323 Gigant
Latar belakang diciptakannya pesawat ini berawal pada tahun 1940, dimana militer Jerman membutuhkan pesawat layang serbu besar untuk memobilisasi pasukan serta peralatan tempur guna mendukung Operasi Sea Lion, suatu rencana invasi militer skala besar untuk menaklukan Inggris (yang mana Sejarah membuktikan bahwa operasi militer ini tak pernah terwujud hingga perang berakhir). Pada saat itu, militer Jerman (terutama Luftwaffe) tengah melakukan analisa pada pesawat layang (glider) ringan DFS 230 yang berhasil menunjukkan performa yang sangat tinggi pada saat digunakan dalam pertempuran saat merebut benteng Eben Emael di Belgia serta pada operasi militer ketika invasi ke pulau Kreta pada tahun 1941. Berdasarkan pada hasil analisa, militer Jerman kemudian mengambil Kesimpulan bahwa untuk menunjang suatu operasi militer yang cepat dan berskala besar serta melintasi perairan akan dibutuhkan pesawat angkut berkapasitas besar yang dapat memobilisasi personel maupun peralatan dalam waktu yang singkat, terutama pada saat gelombang serangan awal. 

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Senapan Penembak Jitu / Designated marksman rifle - SVD (Bagian 1)")

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Walaupun Operasi Sea Lion kemudian dibatalkan, kebutuhan transportasi udara berat tetap ada, dan kebutuhan tersebut semakin mendesak ketika Operasi Barbarossa yang ditujukan untuk menginvasi Uni Soviet mulai disusun. Pada tanggal 18 Oktober 1940, pabrikan Junkers dan Messerschmitt diperintahkan untuk mengajukan rancangan pesawat angkut glider besar dalam waktu 14 hari.

Messerschmitt Me 323 Gigant, Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Pesawat Angkut/Transport Raksasa
Messerschmitt Me 323 Gigant
militerbanget.blogspot.com

Penekanan utama diberikan pada kemampuan memobilisasi persenjataan dalam waktu yang singkat, yang menuntut pengangkutan meriam 88 mm dan kendaraan tempur half track atau tank medium Panzer IV. Purwarupa pesawat angkut Junkers Ju 322 Mammut terancam ditinggalkan karena masalah pengadaan kayu bermutu tinggi yang sangat sulit dan rancangan yang tidak stabil.

Catatan tambahan:
Invasi ke Pulau Kreta, atau lebih terkenal sebagai Operasi Merkurius, adalah operasi militer dalam skala yang besar oleh pasukan Nazi Jerman yang terjadi pada saat Perang Dunia II. Tujuan dari operasi skala besar ini adalah untuk mengokupasi pulau Kreta, yang saat itu dikuasai oleh pasukan Sekutu supaya jalur logistik pasukan Jerman. Invasi ini ditandai dengan serangan terjun payung besar-besaran pertama dalam sejarah, yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 1941. 

Bersambung ke bagian 2

Sumber:
1. World War II Airplane
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Transport
#Perang_Dunia_II

Rabu, 25 Juni 2025

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen, Pistol Mitraliur Inggris Hasil Modifikasi Australia (Bagian Kedua)


Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Beraban, Tabanan, Bali, Rabu, 25 Juni 2025

Sambungan dari Bagian 1

Beberapa Varian


Austen (S) Mark I
Varian dengan fitur peredam yang digunakan oleh Unit Khusus Z untuk operasi khusus.

Varian Mark II Austen
Varian ini dikembangkan selama tahun 1942 dan 200 unit diproduksi pada akhir tahun untuk uji coba. Pada bulan Januari 1943 senjata Mk.II telah menjalani pengujian rutin dan pesanan untuk 200 senjata XP MK.II dengan biaya £ 5 masing-masing dilakukan pada tanggal 8 Februari 1943 untuk pengujian operasional dan serta uji lapangan. Model ini menggunakan proses die casting yang lebih luas lagi, dimana pegangan (gagang pistol atau pistol grip) di bagian depan dan belakang senjata diproduksi dengan cara ini. Ironisnya, varian Mk.II baru dapat diproduksi di awal 1946, setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Dua ratus unit purwarupa diproduksi, dan keduanya diadopsi dan dinyatakan usang pada bulan Agustus 1946.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Kendaraan Pengangkut Personel Lapis Baja / Armored Personnel Carrier - BTR-60PB")

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Pistol mitraliur Austen tidak pernah meraih kepopuleran seperti yang dicapai oleh pistol mitraliur Owen yang sangat terkenal. Hal ini terutama karena Owen adalah senjata yang sangat handal dan meskipun Austen merupakan perbaikan dari Sten versi standar, pistol mitraliur ini tidak pernah menyaingi keandalan Owen.


Ironisnya, pistol mitraliur ini dianggap sudah usang bahkan sebelum tahun 1945 berakhir, Austen jarang digunakan pada dekade-dekade berikutnya. Sebaliknya, pistol mitraliur Owen masih terus dioperasikan oleh Angkatan Darat Australia hingga tahun 1960-an (walaupun dalam jumlah yang terbatas).

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Spesifikasi Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen Mark 1


Jenis: Pistol Mitraliur (Submachine Gun
Asal Negara: Australia
Operasional aktif: Tahun 1942–1945
Operator: Australia

Catatan Operasional
Perang Dunia II
Revolusi Nasional Indonesia
Perang Semak Rhodesia

Sejarah produksi
Dirancang: Tahun 1941
Diproduksi: Tahun 1942–1944
Jumlah Produksi: 
MK I: 19.914 Unit
MK II: 200 Unit
Varian: Mark I, Mark II

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Spesifikasi Teknis


Bobot operasional:
Mk.I 8 lb 8 oz (3,9 kg) kosong,
Mk.II 6 lb 12 oz (3,1 kg) kosong

Panjang
Popor Terentang: 33,25 in (845 mm)
Popor Terlipat: 21,75 in (552 mm)
Panjang laras: 7,8 inci (198 mm)

Amunisi: Parabelum 9×19mm, Kaliber 9 mm
Operasi (mekanisme) Penembakan: Blowback
Rate of fire: 500 tembakan/menit
V’o meninggalkan laras: 1.300 kaki/detik (396 m/detik)
Jarak tembak efektif: Diperkirakan sekitar 100 meter

Sistem pasokan amunisi: Magazin Sten dengan kapasitas 32 butir peluru atau magazin Austen dengan kapasitas 28 butir peluru (Kedua magazin dapat dipertukarkan).

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War Weapon
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Australia
#Pistol_Mitraliur
#Perang_Dunia_II

Minggu, 22 Juni 2025

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen, Pistol Mitraliur Inggris Hasil Modifikasi Australia (Bagian Pertama)


Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 22 Juni 2025

Austen (merupakan singkatan dari "Australian Sten") adalah pistol mitraliur Australia yang menggunakan amunisi 9×19mm yang rancangannya berangkat dari pistol mitraliur ”Sten Gun” Inggris yang dikembangkan selama Perang Dunia Kedua. Selama perang, tak kurang dari 19.914 pucuk Austen diproduksi oleh pabrikan Diecasters Ltd dari Melbourne dan WT Carmichael Ltd dari Sydney.

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Rancang Bangun dan Pengembangan


Pada saat Perang Dunia II di Eropa berkobar, kebutuhan akan bahan baku penunjang produksi mesin dan senjata untuk perang semakin mendesak, dan Inggris termasuk salah satu negara yang juga mengalaminya. Alhasil, kebutuhan akan persenjataan lebih diprioritaskan untuk dalam negeri ketimbang negara lain. Australia yang pada masa itu tengah menghadapi ancaman bala tentara Kerajaan Jepang tak dapat membeli persenjataan dari Inggris maupun Amerika Serikat, sehingga Australia harus mengembangkan secara mandiri beberapa persenjataan tempur diantaranya adalah pistol mitraliur. Pistol mitraliur Sten kemudian dijadikan dasar rancangan untuk Austen karena dinilai lebih sederhana dan praktis serta lebih mudah untuk diproduksi. 

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Helikopter Serang / Attack Helicopter - Kamov Ka-52 “Alligator”")

Komponen laras, badan (receiver) dan mekanisme pemicu Mark II Sten dijiplak secara penuh, sedangkan popor lipat dan bolt, dengan pin penembakan terpisah dan penutup teleskopik di atas pegas pengembali (recoil) merupakan salinan dari MP40 Jerman yang sudah teruji. Popor lipat juga termasuk obeng dan batang pembersih yang keduanya terlepas dari tabung popor. Senjata ini juga mengaplikasikan gagang pistol tambahan di bagian depan (untuk menambah kestabilan pada saat menembak sehingga operator tak harus menggenggam pelindung laras yang mana jelas-jelas sangat mengganggu serta dapat melukai tangan penembak karena pas). Gagang pistol bagian depan ini juga berisi wadah suku cadang kecil di dalamnya. Senjata ini dilengkapi dengan fitur selector penembakan (setelan mode penembakan) yang memiliki dua stelean, yaitu tembakan tunggal atau sepenuhnya otomatis dengan kecepatan menembak (rate of fire) berada di kisaran 500 tembakan per menit.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: "Kendaraan Pengangkut Personel Lapis Baja / Armored Personnel Carrier - BTR-60PB")

Pistol Mitraliur (Submachine Gun) Austen
Pistol Mitraliur/Submachine Gun Austen
militerbanget.blogspot.com

Fitur pistol mitraliur produksi Austen ini yang menarik adalah beberapa komponennya diproduksi melalui proses die-casting dan bukan dengan system baja press seperti yang lazim digunakan pada masa itu. Komponen yang menggunakan proses ini adalah rumah magasin (magwell), bagian mekanisme popor, dan bagian depan magasin. Pemuat magasin juga diproduksi menggunakan system die-casting. Proses ini walaupun mahal namun memioiki kualitas yang lebih tinggi ketimbang proses produksi dengan baja press yang kurang akurat. Proses ini dipilih bukan karena pertimbangan ekonomis melainkan pertimbangan praktis. Kedua perusahaan yang memproduksi Austen adalah perusahaan spesialis die-casting sehingga jauh lebih mudah menerapkan proses ini ketimbang harus menggunakan proses lain.

Catatan tambahan:
Die casting adalah proses pencetakan (dalam beberapa istilah disebut sebagai pengecoran) logam yang lebih presisi dan efesien. Proses ini menjadi rujukan untuk memproduksi komponen logam yang rumit secara geometris menggunakan cetakan yang dapat digunakan kembali, yang disebut "die". Proses ini melibatkan injeksi logam cair di bawah tekanan tinggi ke dalam cetakan, sebuah metode yang secara logis untuk memproduksi komponen secara massal dengan akurasi tinggi, massal, dan kualitas yang terjaga.

Berawal pada pertengahan abad ke-19, die casting pada mulanya dikembangkan untuk memproduksi cetakan huruf bergerak untuk industri percetakan, tetapi metode ini dengan cepat meluas ke sektor lain termasuk otomotif, kedirgantaraan, dan elektronik. Saat ini, die casting terutama menggunakan logam non-ferrous, seperti aluminium, seng, dan magnesium, menjadikan proses ini sebagai proses manufaktur pilihan dalam pembuatan berbagai macam produk, mulai dari mainan kecil yang rumit hingga komponen otomotif yang penting.

Hal yang membedakan die casting dari metode pengecoran lainnya adalah kemampuannya untuk memproduksi komponen dengan toleransi yang ketat dan pemesinan yang minimal. Manfaat ekonomis yang dipadukan dengan daya tahan komponen die-cast yang tinggi juga menjadikannya pilihan yang lebih disukai di antara produsen yang ingin mengurangi limbah material dan meningkatkan produktivitas.

Bersambung ke Bagian 2 

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. World War Weapon
2. Miltari-Wiki
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Australia
#Pistol_Mitraliur
#Perang_Dunia_II