(Baca juga artikel tulisan pertama tentang pesawat ini Dengan title; Si Pelahap Tank, Fairchild Republic A-10 Thunderbolt, disini)
Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat kontra gerilyawan (COIN – “COunter Insurgency”) untuk membantu upaya perang Amerika Serikat di Kawasan Asia Tenggara. Pesawat Fairchild A-10 muncul sebagai pesawat pendukung udara jarak dekat khusus dengan tugas utama menghancurkan kendaraan lapis baja musuh. Menurut beberapa sumber resmi, pesawat ini diciptakan untuk menghadapi ancaman monster-monster baja Blok Timur seperti T-55, T-62 dan T-72 yang jumlahnya “mengerikan”.
Pertama kali terbang dalam model produksi A-10A pada 21 Oktober 1975 dan memasuki layanan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) pada tahun 1977. Secara resmi pesawat ini diberi nama “Thunderbolt II”, tetapi pesawat ini mendapat julukan terkenal sebagai "Warthog" (artinya babi hutan atau “celeng"). Lebih dari 700 unit pesawat pendukung udara jarak dekat ini telah diproduksi. Beberapa ratus di antaranya masih terus beroperasi hingga saat ini.
Dan hebatnya lagi, pesawat ini termasuk salah satu diantara beberapa pesawat yang dioperasikankan secara eksklusif oleh militer Amerika Serikat. Karena dinilai terlalu “spesifik” dan bernilai taktis yang tinggi, pesawat pendukung jarak dekat ini tidak pernah diekspor ke negara lain, bahkan ke negara-negara sekutu AS.
Pesawat A-10 dirancang dengan persenjataan utamanya adalah meriam kaliber 30mm, GAU-8 Avenger, meriam terkuat yang pernah dijadikan senjata standar untuk pesawat terbang. Selain meriam tersebut, pesawat A-10 masih diharuskan untuk dapat membopong sejumlah besar persenjataan untuk serangan darat dan harus sanggup bertahan dalam menghadapi tembakan anti-pesawat dari daratan di medan perang yang intens.
Walaupun kokpitnya tidak dilengkapi dengan pengatur tekanan dan tanpa radar (tapi tetap dilengkapi dengan avionic pendukung), A-10A ini masih menjadi pesawat terbang yang sangat tangguh dan memiliki sistem proteksi yang sangat kuat. Kokpitnya memiliki sistem proteksi berupa “cangkang” dari material komposit baja dan titanium, yang mampu menahan gempuran tembakan meriam kaliber 23mm.
Julukan Warthog (Babi Hutan dalam Bahasa Indonesia) disematkan pada pesawat ini karena profilnya yang canggung dan tidak aerodinamis seperti kebanyakan pesawat tempur pada era itu. Namun, rancang bangun yang tidak konvensional alias nyeleneh tersebut ternyata memang disengaja untuk meningkatkan kemampuan pesawat ini untuk terus dapat bertahan di lingkungan medan perang yang mematikan.
Mesin turbofan dengan performa yang hemat bahan bakar dan juga memiliki jejak infra merah yang rendah dipasang di atas badan pesawat bagian belakang. Hebatnya lagi, A-10 ini tetap dapat terbang walaupun dengan mesin, ekor atau bagian lainnya hancur terkena tembakan atau sebab lain.
Walaupun pada awalnya pesawat ini banyak dicemooh dan diprediksi akan pensiun dini sebelum Perang Teluk 1991, tetapi kenyataan di medan perang membuktikan hal sebaliknya, A-10A dan juga berbagai variannya berhasil membuktikan “kedigdayaannya” dan berefek pada masih operasionalnya pesawat ini dibawah kendali dan biasanya selalu ditempatkan di garis depan.
Saat ini sebagian besar A-10 yang masih operasional telah diremajakan dan dimodifikasi dengan menaambahkan fitur autopilot dan juga berbagai instrument serta radar untuk meningkatkan akurasi senjatanya dan juga meningkatkan kemampuan pesawat ini dalam menggotong berbagai macam persenjataan modern.
Saat ini, A-10 telah dapat dipersenjatai dengan alutsista modern seperti rudal AGM-65 Maverick, dan beberapa bom pintar, tetapi meriam kaliber 30mm yang menjadi ciri khas pesawat ini tetap dipertahankan. A-10 saat ini telah menjadi pemain kunci dalam berbagai operasi USAF, termasuk pertempuran di negara-negara bekas Yugoslavia.
Meskipun rencana untuk memasok A-10A bekas ke Turki telah dibatalkan, tipe tersebut akan tetap dalam layanan USAF untuk beberapa waktu. Meskipun saat ini USAF mengadopsi pesawat tempur multi-peran siluman F-35A Lightning II, yang akan mengambil sebagian peran dari A-10.
A-10A adalah versi produksi seri A-10.
A-10C adalah versi terbaru dari A-10A di bawah program Precision Engagement tambahan. Pada 2015 militer AS mengoperasikan 283 pesawat ini.
OA-10A adalah versi A-10A, digunakan untuk pesawat pengendali pertempuran di darat.
Spesifikasi Pesawat Serang Darat / Ground Attack Aircraft - Fairchild A-10 Thunderbolt II
Asal negara: Amerika Serikat
Operasional aktif: 1977
Awak: 1 orang
Dimensi dan berat
Panjang: 16,26 m
Rentang sayap: 17,53 m
Tinggi: 4,47 m
Berat (kosong): 11,32 ton
Berat (lepas landas maksimum): 22,68 ton
Mesin dan performa
Mesin:
2 x mesin turbofan TF34-GE-100 General Electric
Daya dorong mesin: 2 x 40,32 kN
Kecepatan maksimum: 706 km/jam
Radius tempur: 463 km
Persenjataan
Meriam: 1 x GAU-8A meriam kaliber 30mm
Rudal: Rudal udara ke permukaan AGM-65B / C dengan panduan IR atau TV.
4 x AIM-9L / M Sidewinder rudal udara ke udara
Persenjataan Lain: 6 x LAU-68 pod peluncur roket tanpa pemandu kaliber 70mm (satu pod berisi 7 roket)
GAU-8 Avenger adalah kanon pesawat paling kuat yang ada saat ini (paling tidak sampai artikel ini ditulis). GAU-8 merupakan kanon putar dengan tujuh laras berpenggerak hidrolik yang dirancang untuk peran anti-tank dengan laju tembakan yang tinggi. Rancangan aslinya dapat diubah oleh pilot menjadi 2.100 atau 4.200 peluru penusuk lapis baja uranium per menit, tetapi setelan ini kemudian diubah menjadi kecepatan tetap 3.900 peluru per menit (untuk memudahkan operasional serta mempertimbangkan keawetan laras).
Mesin turbofan adalah jenis mesin jet yang menggunakan kombinasi aliran udara inti dan udara bypass yang dipercepat oleh kipas untuk menghasilkan daya dorong. Secara sederhana, mesin ini memiliki kipas di bagian depan yang menyedot udara, lalu udara tersebut melewati inti mesin dan sebagian dibypass keluar melalui saluran di sekitar inti, menciptakan daya dorong tambahan.
Artikel oleh: Tuntas Trisunu
Sumber:
1. Military-today.com
2. Wikipedia
3. Beberapa sumber lain
tag:
#Air_close_support
#Pesawat
#Pesawat_Serang_Darat
#Amerika_Serikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar