Pada awal 1970-an, dimana Perang Dingin sedang dalam kondisi puncak, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) menyadari bahwa diperlukan pesawat yang mampu menahan gelombang massif tank milik Uni Soviet di Eropa Tengah. Pada era itu, Uni Soviet memang memiliki barisan tank yang sangat mengerikan, baik dalam segi jumlah maupun teknologinya.
Mulai dari MBT dari tipe T-62, dan yang teranyar pada masa itu, T-72, ataupun kendaraan tempur seperti BMP-1, BMP-2, atau BRDM-1 dan BRDM-2. Khusus untuk T-62, dan T-72, Uni Soviet berhasil melakukan terobosan manufaktur, dimana kedua jenis tank tersebut dapat diproduksi dalam tempo cepat dan skala yang massif. Efeknya, jumlah MBT tersebut menjadi luar biasa. Sangat dipahami, bahwa falsafah dari kualitas MBT Uni Soviet terletak pada kuantitasnya, dan bukan qualitasnya!
Mengambil pelajaran berharga dari Perang Korea dan juga Perang Vietnam, terbukti, bahwa pesawat biasa yang dimodifikasi untuk melakukan tugas Close Air Support tidak cukup dan juga tidak mampu memenuhi tuntutan yang harus diemban di medan perang yang ganas. Sebaliknya, dari dua event tersebut didapat pelajaran, bahwa dibutuhkan satu pesawat yang spesifik untuk mengemban tugas tersebut dengan spesifikasi mampu membawa persenjataan dalam jumlah yang banyak, memiliki waktu terbang yang lama, dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap tembakan yang berasal dari darat.
Jawaban dari permintaan tersebut adalah A-10 Thunderbolt yang luar biasa. Nama Thunderbolt sendiri diambil dari P-47 Thunderbolt, yaitu pesawat tempur yang sangat efektif sebagai dukungan udara pada Perang Dunia 2. Dalam kalangan militer, pesawat A-10 Thunderbolt ini sering dipanggil “Warthog” atau “Hog”.
Pesawat ini sedari awal memang dirancang untuk mengemban tugas yang spesifik, yaitu untuk menghancurkan barisan tank milik Pakta Warsawa yang akan menyerang Eropa (jika hal tersebut terjadi). Perpaduan antara daya tembak yang tinggi dan juga mematikan, dan ketangguhannya, menjadikan pesawat ini menjadi ancaman yang luar biasa bagi barisan tank negara-negara Pakta Warsawa tersebut.
Pesawat A-10 dirancang untuk terbang di elevasi yang rendah dan juga pada kecepatan yang tergolong lambat di medan perang, untuk menghancurkan tank dan juga artileri lawan dari udara. Pesawat ini memiliki konfigurasi high lift wing dengan control surface yang luas, sehingga memiliki tingkat manuver yang tinggi. Selain itu, pesawat ini memiliki kemampuan Short Take Off Landing, sehingga dapat dioperasikan pada landasan yang kasar dan sederhana di medan perang.
Seluruh sistem kendali pesawat memiliki cadangannya dan dirancang dapat terus bekerja, bahkan apabila pesawat ini kehilangan tekanan hidrolik akibat tembakan musuh. Tangki bahan bakar pesawat ini dilapisi dengan foam anti api dan pilot A-10 ditempatkan di dalam kokpit “bathtub” yang terbuat dari logam titanium untuk melindungi pilot dari hantaman tembakan senjata kaliber kecil dari darat.
Pesawat ini kebal terhadap hantaman peluru dari tipe penembus baja atau dari tipe High Explosive (HE) sampai kaliber 23mm. tangki bahan bakar berbentuk sel dan terlindungi oleh foam pada bagian luar maupun dalam. Hebatnya lagi, banyak komponen pesawat yang dapat dipertukarkan antara bagian kiri dengan kanan, termasuk mesin, roda pendarat utama, dan juga sirip pengendali vertikal.
Senjata utama A-10 adalah meriam yang terpasang pada bagian bawah hidung, tujuh barrel GAU-8/A kaliber 30mm, dan bersama dengan amunisinya mendominasi bagian dalam atau internal pesawat. Senjata ini atau meriam ini adalah meriam yang paling kuat yang pernah dipasangkan pada pesawat.
Meriam ini dapat menembakkan 35 peluru depleted uranium armour piercing (peluru penembus baja berbasis uranium) per detik. Satu tembakan saja dari senjata yang dahsyat ini, pasti akan dapat meluluhlantakan satu tank dari jarak berkilometer jauhnya dari pesawat. A-10 juga dapat membawa persenjataan lain seperti berbagai jenis bom, roket, dan juga rudal termasuk rudal anti tank Maverick.
Dapur pacu pesawat ini dipilih dari mesin turbofan, karena mesin ini menghasilkan tingkat panas yang lebih rendah ketimbang mesin jet konvensional, sehingga akan sulit dilacak oleh rudal pencari panas.
Mesin pesawat ini dipasang tinggi di belakang pesawat untuk menghindari dari terjangan peluru yang ditembakkan dari darat. Dengan bantuan night vision google, pilot A-10 dapat melaksanakan misi pada malam hari dengan tingkat keberhasilan yang sama dengan pelaksanaaan misi pada siang hari.
Pesawat A-10 mulai operasional secara aktif di USAF (United States Air Forces) pada tahun 1976 dan menjadi pesawat serang garis depan pada saat Perang Dingin sampai dengan akhir 1980-an. Walaupun pesawat ini dirancang untuk medan pertempuran di Eropa, A-10 ini justru mencicipi pertempuran pertama kali pada saat Perang Teluk I tahun 1991. Sebanyak 144 unit pesawat ini ditempatkan di pangkalan di Arab Saudi.
Jika dihitung secara akumulatif, A-10 telah melaksanakan 8.100 misi, melepaskan 24.000 misil, roket, dan bom serta menembakkan lebih dari 1 juta peluru meriam kaliber 30mm. A-10 berkontribusi terhadap 90 persen dari seluruh misil AGM-65 Maverick yang ditembakkan selama perang tersebut.
Pihak USAF mengklaim bahwa A-10 miliknya telah berhasil menghancurkan lebih dari 1.000 unit tank milik Irak, 1.200 pucuk artileri,, dan 2.000 kendaraan militer, ditambah dengan menjatuhkan dua helikopter dengan menggunakan misil udara ke udara. USAF hanya kehilangan enam unit A-10 selama Perang Teluk karena ditembak jatuh misil darat ke udara milik Irak.
A-10 menjadi pesawat andalan pada saat Invasi Irak tahun 2003 dan masih terus dioperasikan oleh USAF sampai dengan tahun 2010.
Supaya penjabarannya lebih lengkap, ada baiknya saya sertakan juga artikel dari www.boombastis.com tentang pesawat A-10 ini. Dan berikut ini adalah artikelnya:
Ketika kita membicarakan tentang pesawat tempur, biasanya nama yang sering disebutkan adalah pesawat terbang terkenal seperti MiG-35 atau F-35 Lightning II. Sangat jarang ada orang yang menyebut pesawat A-10, padahal pesawat yang satu ini juga tak kalah mematikan dibanding deretan pesawat tempur teranyar saat ini. Bahkan bisa dikatakan, untuk urusan "melahap" tank dan juga alutsista darat lainnya, pesawat ini bisa dibilang jempolan.
Memang, A-10 alias Warthog ini tak bisa melesat cepat seperti Mig-35, atau pun memiliki rudal hulu ledak nuklir seperti SU-35. Tapi, jika yang kita bicarakan adalah pesawat yang paling mampu memberikan bantuan untuk pasukan di darat dalam sebuah pertempuran, maka A-10 belum bisa dikalahkan oleh pesawat hebat mana pun. Warthog adalah pesawat pendukung pasukan darat yang keberadaannya menjadi momok bagi pihak lawan sejak dulu.
Pesawat ini memang boleh dibilang sebagai rancangan lawas, yaitu di kisaran tahun 70-an, namun, keberadaan pesawat ini sulit digantikan oleh pesawat lain, sehingga pihak operator utama (dalam hal ini militer Amerika Serikat) terkesan sangat berat untuk melepas pesawat ini ke masa "pensiun". Dan berikut ini adalah 5 alasan yang mungkin menjadi penyebabnya:
Kalau melihat tahun pembuatannya, tak bisa disangkal kalau Warthog adalah pesawat yang sudah berumur. Tapi, meskipun kenyataannya seperti itu, bukan berarti ia sudah tak layak lagi untuk dioperasikan. Justru karena punya segudang pengalaman tempur, A-10 menjadi alutsista yang terus diandalkan.
Alasan kenapa masa operasional A-10 masih sangat tinggi adalah kemampuan terbangnya. Terutama soal kecepatan. Ya, siapa sangka jika pesawat tua ini masih bisa melesat sampai kecepatan 439 mil per jam atau sekitar 706 km/jam. Mungkin tidak secepat pesawat tempur modern saat ini, tapi A-10 sendiri memang tidak dirancang untuk adu cepat karena ia adalah pesawat pendukung yang harus mengawal pasukan yang ada di darat.
Tak hanya punya kecepatan, kemampuan yang tak kalah "seram" dari A-10 adalah kemampuan manuvernya yang terbilang tinggi. Tak hanya bisa melakukan manuver "akrobatik", pesawat ini juga mampu terbang dengan sangat baik pada elevasi yang sangat rendah. Uniknya lagi, dengan ketinggian seperti itu, A-10 juga masih mampu bermanuver dengan menakjubkan.
Tak banyak pesawat tempur yang bisa seperti ini. Bahkan SU-35 pun akan keteter karena pesawat ini memang tidak akan bermanuver maksimal jika tidak berada di elevasi yang semestinya. Itulah sebabnya, pesawat ini sangat sempurna untuk mendukung misi pertempuran darat, karena pesawat ini mampu bermanuver dekat dengan pasukan yang harus didukungnya.
Tak banyak pesawat tempur di dunia ini yang menyematkan meriam sebagai senjata utama. Alasannya lebih karena pesawat tempur tak bisa memperkirakan jarak serta manuver yang pas untuk mengenai target karena kecepatannya terlalu tinggi. Kekurangan macam ini tak dijumpai pada A-10 yang sudah lama bersenjatakan meriam yang ditempatkan di moncongnya.
Ya, dengan manuver yang stabil dan bisa terbang di elevasi rendah, meriam yang dipasangkan di A-10 bisa lebih optimal. Soal meriamnya sendiri, Warthog hanya menggunakan yang kelas berat saja, minimal yang mampu menembakkan 4000 peluru dalam tempo satu menit. Tak hanya meriam, Warthog sendiri juga mampu menggotong berbagai macam misil. Hal ini membuat pesawat A-10 ini makin mematikan.
Salah satu alasan kenapa pesawat didesain terbang cepat adalah untuk menghindari tembakan. Logikanya memang begitu, makin cepat obyek yang bergerak, maka makin susah untuk dibidik. Jika demikian, lalu bagaimana nasib A-10 yang dalam misinya selalu terbang rendah dan agak lambat? Jawabannya adalah lapisan pelindung Titanium.
Ya, ini adalah lapisan luar body A-10 yang bisa dibilang kebal dengan peluru kaliber tertentu dan granat. Jadi, meskipun si Warthog ini diberondong dengan peluru, ia pun tak bergeming. Sungguh sebuah pelindung pesawat yang sangat sempurna. Ia kebal dan mematikan.
Tak hanya kemampuan terbang ataupun persenjataan dan lapisan pelindungnya, hal yang membuat A-10 sangat diperhitungkan di dunia adalah harganya yang murah. Bahkan bisa dibilang sangat murah. Diketahui pesawat ini dibanderol dengan harga sekitar $18,8 juta saja.
Dengan harga ini, Warthog mencatatkan nama sebagai pesawat tempur termurah. Tapi, meskipun harganya tergolong murah, kemampuan A-10 lebih dari harga yang dibandrol. Harga murah ini pun makin melengkapi kesempurnaan Si “Babi” ini.
Dengan melihat deretan kelebihan yang dimiliki Warthog di atas, maka tak mengherankan kalau si pesawat “gaek” ini tetap dipakai hingga hari ini. Bahkan Amerika sampai ragu untuk menariknya dari daftar alutsista operasional, karena peranannya ternyata masih belum bisa tergantikan.
Terbang perdana: 10 Mei 1972
Asal negara: Amerika Serikat
Operasional aktif: 1976
Awak: 1 orang
Dimensi dan berat
Panjang: 16,26 m
Rentang sayap: 17.53 m
Wing Area: 24.18 m2
Tinggi: 4,42 m
Berat (kosong): 9.780 kg
Berat (lepas landas maksimum): 22.700 kg
Mesin dan kinerja
Mesin: 2 × General Electric TF34-GE-100A turbofan
Daya dorong mesin: lbf 9.065 (40,32 kN) masing-masing
Kecepatan maksimum: 706 km/jam
Kecepatan jelajah ekonomis: - km/jam
Elevasi operasional maksimum: 9.302 m
Jarak jelajah maksimum: - km
Radius tempur: 926 km
Persenjataan
1 x Meriam GAU-8/A kaliber 30mm
Persenjataan sampai dengan 7.264 kg, termasuk diantaranya bom jatuh bebas berpemandu, misil Maverick atau rudal anti pesawat Sidewinder pada pylon di bawah sayap dan di bawah badan pesawat
Artikel oleh: Tuntas Trisunu
Sumber:
PEMBOM, Ensiklopedi Dunia
Francis Crosby (Imperial War Museum Duxford)
Wikipedia
Beberapa sumber lain
tag:
#Close Support Vehicle, #Heavy Sniper Rifle/Senapan Runduk Berat, #Heer , #Helicopter, #Helicopter Angkut/Serang, #Helicopter tempur/serang, #Helikopter, #Helikopter Anti Kapal Selam, #Helikopter multi peran, #Helikopter Serang-Tempur, #Kapal Cepat, #Kendaraan Intai/Tempur Ringan, #Kendaraan Serba Guna, #Kendaraan Taktis Lapis Baja, #Kriegsmarine, #Luftwaffe, #MiG, #Pesawat Angkut Berat Jet, #Pesawat Angkut Propeller, #Pesawat Anti Kapal Selam, #Pesawat Anti Tank Propeller, #Pesawat Latih Jet/Basic Training Airplane, #Pesawat pembom berat Jet, #Pesawat Pembom Medium-Propeller, #Pesawat Pembom Propeller, #Pesawat Pembom Ringan Jet, #Pesawat Pembom Strategis, #Pesawat Pembom Tukik Propeller, #Pesawat Pembom/Tempur Jet, #Pesawat serang jet, #Pesawat Tanpa Awak / Unmanned Aerial Vehicle (UAV), #Pesawat Tempur Jet, #Pesawat Tempur Malam, #Pesawat Tempur Propeller, #Pistol, #Senapan, #Senapan Serbu, #Pistol Mitraliur/Submachine Gun, #Senapan Serbu Otomatis, #Senapan Serbu Semi Otomatis, #Tank, Tank Amfibi, #Tank Destroyer, #Tank Tempur Super Berat/Super Heavy Tank, #Tank Tempur Berat/Heavy Tank, #Tank Tempur Medium/Medium Tank, #Tank Tempur Ringan/Light Tank, #Tank Tempur Utama/Main Battle Tank, #senjata, #senapan serbu, #amunisi, #peluru, #sniper, #pesawat, #pesawat tempur, #helikopter tempur, #perang, #lapis baja, #pembom, #PUBG, #FF, #PLAYERUNKNOWN'S BATTLEGROUNDS, #Free Fire, #Rules Of Survival, #Rules Of Survival, #Knives Out, #Creative Destruction, #Hopeless Land, #Survivor Royale, #PUBG versi PC, #PUBG Mobile, #PUBG Lite, #PUBG x Resident Evil 2, #IFV, #Kendaraan Tempur Infantri / Infantry fighting vehicle, #ML, #Mobile Legend, #Bazooka, #Proyektil, #Meriam, #Artileri, #peringkat militer dunia 2019, #pangkalan militer pubg, #militer Indonesia 2019, #militer, #TNI, Tentara Nasional Indonesia, #Angkatan Udara, #Angkatan Darat, #Angkatan Laut, Kepolisian, #Polisi, #Polri, #TNI-AU, #TNI-AL, #TNI-AD, #Panser, #Panzer, #military, #wajib militer, #hobby militer, #militermeter, #battle, #Pelontar Granat, #Tembak, #Bayonet, #APC, #IFV, #Covid-19, #Corona Virus, #Isolasi Mandiri, #Pendemi Covid-19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar