Pages

Kamis, 24 Juli 2025

Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138, Sang "Naga Laut" Pemandu Kawanan Kapal Selam Jerman Saat Perang Dunia II (Bagian Pertama)


Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
militerbanget.blogspot.com

Beraban, Tabanan, Bali, Kamis, 24 Juli 2025

Blohm & Voss BV 138, salah satu pesawat paling unik namun sangat efektif dalam daftar inventaris persenjataan Jerman saat Perang Dunia II. Sementara pesawat seperti Messerschmitt Bf 109 dan Junkers Ju 87 Stuka mendominasi catatan sejarah populer, pesawat terbang yang tidak cantik namun penting ini sanggup berpatroli di lautan yang keganasannya tak kenal ampun, menjadikan pesawat ini sebagai aset vital bagi Kriegsmarine Jerman sekaligus ancaman yang terus-menerus di pihak konvoi Sekutu.

Blohm & Voss BV 138 “See drache” (Bahasa Jerman, diterjemahkan secara lugas kedalam Bahasa Indonesia menjadi Naga Laut) adalah pesawat terbang bermesin tiga yang dirancang dan diproduksi oleh pabrik pesawat Jerman Blohm & Voss. Pesawat ini bertugas sebagai pesawat patroli maritim jarak jauh dan pesawat pengintai angkatan laut utama Luftwaffe yang dioperasikan oleh Luftwaffe selama Perang Dunia Kedua. Pesawat ini dapat langsung dikenali dari bentuknya yang tak lazim, BV 138 mendapat julukan tidak resmi "Der fliegende Holzschuh" (dalam Bahasa Indonesia artinya “Sepatu Kayu Terbang” atau “Bakiak Terbang”).

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: Pesawat Pembom Tukik / Dive Bomber - Vultee Vengeance)

Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
militerbanget.blogspot.com

Tampilan pesawat yang aneh ini merupakan konsekuensi design yang diterjemahkan langsung dari fungsinya. Lambung yang pendek dan kokoh memberikan stabilitas di perairan yang berombak, diapit oleh dua boom yang mengarah ke rakitan ekor ganda. Yang menjulang di atasnya adalah konfigurasi trimotor yang unik, dengan dua unit mesin ditempatkan di sayap dan mesin yang ketiga diposisikan di tengah di atas badan pesawat, baling-balingnya yang menonjol mendorong pesawat ke depan secara efesien. Rancang bangun seperti ini, meski secara aerodinamis kurang menarik, mampu menciptakan platform yang sangat kokoh dan andal untuk misi di atas lautan dengan durasi terbang yang lama.

Nama resmi pesawat ini adalah "See drache," atau Sea Dragon, dan peran utamanya adalah patroli serta pengintaian maritim jarak jauh. Beroperasi dari pangkalan di Norwegia dan Prancis, BV 138 menjadi “mata” sekaligus sebagai pemandu bagi kawanan “serigala” U-boat dalam Pertempuran Atlantik dan Samudra Arktik yang dingin. Selama berjam-jam, awak pesawat ini akan memantau lautan sampai batas horizon untuk mencari jejak asap yang menandakan konvoi kapal Sekutu. Begitu konvoi terdeteksi, “Naga Laut” ini akan terus membayangi konvoi tersebut sambil terus menyampaikan data penting tentang posisi, arah, dan kekuatan pengawal angkatan laut langsung ke komando U-boat, dan kemudian memandu kawanan kapal selam untuk menyerang.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: Pesawat Tanpa Awak / Unmanned Aerial Vehicle (UAV) - Saab Skeldar)

Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
Pesawat Patroli Laut Blohm & Voss BV 138
militerbanget.blogspot.com

Catatan tambahan:


Apa itu Wolfpack naval tactic?
Wolfpack naval tactic (diterjemahkan secara bebas dalam Bahasa Indonesia sebagai “Taktik Pertempuran Laut Kawanan Serigala”), yang dikenal oleh Jerman sebagai Rudeltaktik, adalah taktik tempur yang diciptakan oleh Karl Dönitz sebagai taktik untuk mengalahkan sistem konvoi sekutu pada saat Perang Dunia II berkecamuk. Taktik ini diciptakan Karl Dönitz berdasarkan pengalamannya sebagai komandan U-boat dalam Perang Dunia Pertama. Pada bulan Juni 1940, operasi pertama dengan penerapan taktik ini diuji coba dengan kendali taktis diberikan kepada perwira senior dalam kelompok tersebut. Idenya cukup sederhana; kumpulkan U-boat dalam garis patroli untuk mengintai konvoi. 

Begitu sebuah konvoi terdeteksi, kapal selam pertama dalam kelompok tersebut bertugas sebagai "shadower" (pengintai jarak dekat) dan akan mengejar konvoi serta melaporkan arah dan kecepatannya ke pusat komando. Pusat komando kemudian mengolah data intelijen dari U-boat tersebut dan mengoordinasikan operasi terhadap konvoi dengan memerintahkan kapal-kapal terdekat untuk membentuk formasi di sekitar konvoi dan menyerang dengan sebanyak mungkin kapal pada malam yang sama untuk mengeliminir kapal pengawal. Akan tetapi, pada tahun 1940 jumlah kapal selam untuk jalur patroli jumlahnya tidak mencukupi dan pertempuran konvoi pertama sebagian besar dilakukan oleh kelompok ad-hoc di mana komandan U-boat yang terampil seperti Prien, Schepke dan Kretschmer bertindak secara solo (mandiri).

Pada bulan Mei 1941, pusat komando “BdU” (BdU – Operationsabteilung (operational department) U-boat Tactical Command memiliki cukup U-boat untuk mengoordinasikan kawanan serigala, tetapi segera setelah itu, sebuah peristiwa penting terjadi yang berdampak besar pada operasi kawanan serigala di kemudian hari. Pada tanggal 9 Mei, mesin sandi “enigma” U-110 berhasil dirampas oleh pasukan khusus Inggris dalam kondisi utuh. Inggris kemudian memberikan pesan ULTRA kepada Angkatan Laut, yang darinya mereka mempelajari taktik baru dan dapat mengubah rute konvoi di sekitar garis patroli yang diketahui.

Pada tahun 1942, operasi konvoi di Atlantik Utara dihentikan sementara untuk patroli U-boat di lepas pantai timur AS dan Karibia, sementara operasi pasukan serigala di Samudra Arktik melawan konvoi di jalur Murmansk baru saja dimulai dan berlanjut hingga perang mendekati akhir. Pada pertengahan tahun 1942, operasi pasukan serigala di Atlantik dimulai kembali dan semakin sukses, berpuncak pada pertempuran konvoi terbesar pada Maret 1943. Namun, operasi melawan konvoi harus dihentikan oleh BdU setelah banyak U-Boat yang berhasil dikaramkan oleh kapal pengawal Sekutu pada Mei 1943.

Dari teknologi baru, HF/DF memiliki dampak terbesar pada taktik wolfpack karena laporan kontak U-boat pertama yang melihat konvoi sering ditemukan dan shadower kemudian secara aktif diusir oleh pesawat pengawal atau kapal perang. Setelah 3 bulan, operasi wolfpack dimulai lagi dengan U-boat yang dilengkapi dengan torpedo homing Gnat, persenjataan antipesawat yang lebih berat dan perangkat deteksi radar tetapi kerugiannya masih tinggi dan operasi di Atlantik Utara harus dihentikan pada Maret 1944 sampai U-boat Tipe XXI yang baru tersedia. Pada fase terakhir ini, wolfpack sering memiliki celah di garis patroli mereka karena U-boat telah hilang dan BdU tidak menyadari hal ini karena strategi radio silent yang digunakan oleh semua kapal dan terkadang mengirim perintah ke U-boat yang hilang beberapa minggu sebelumnya.

Selama Perang Dunia II, Jerman membentuk sekitar 250 kelompok kapal selam. Beberapa kelompok hanya dapat bertahan beberapa hari dan yang lainnya hingga beberapa bulan karena harus di-regroup akibat kerugian dalam pertempuran. Jumlah U-boat di setiap kelompok berkisar antara 3 sampai dengan 4 unit hingga sekitar 20 unit dalam kelompok terbesar.

Bersambung ke Bagian Kedua

Artikel ini dialihbahasa, diadaptasi, dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. Perang Dunia II
2. Beberapa sumber lain

Tag:
#Alutsista
#Jerman
#Pesawat
#Pesawat_Patroli_Maritim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar