Pages

Senin, 23 November 2020

Ksatria Udara Era Perang Dingin, Pesawat Tempur Multi Peran / Multi Role Fighter - Mikoyan MiG-29 (Fulcrum)



Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 23 November 2020

MiG-29 dirancang untuk dapat memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Angkatan Udara Uni Soviet untuk pengadaan pesawat tempur multi-peran yang ringan. Pesawat ini merupakan jawaban Uni Soviet terhadap kemunculan pesawat tempur multi-peran F-16 Amerika. Dengan kemampuan manuvernya yang menakjubkan, MiG-29 telah membangun kembali reputasi Uni Soviet sebagai produsen pesawat tempur yang andal. 

Pesawat tempur ini dikenal di Barat dengan kode panggilan (call sign)  “Fulcrum”. Pesawat MiG-29 dibuat dalam jumlah besar, sekitar 1.600 unit pesawat tempur jenis ini telah diproduksi. Sebagian besar (sekitar 900 unit) diekspor. Setelah Rusia, Ukraina adalah pengguna terbesar berikutnya dengan enam resimen (termasuk varian Fulcrum-C). 


Operator lainnya adalah Belarus, Bulgaria, Kuba, Eritrea, Jerman, Hongaria, India, Iran, Irak, Kazakhstan, Korea Utara, Malaysia, Peru, Polandia, Rumania, Slovakia, Suriah, Turkmenistan, Uzbekistan dan Yugoslavia. MiG-29 berperan terutama sebagai pesawat tempur pertahanan udara atau superioritas udara. Semua negara pengguna juga memiliki varian pesawat yang dikonversi menjadi dua kursi, MiG-29UB.

Pesawat ini menggabungkan rancang bangun aerodinamis canggih, MiG-29 juga diperkuat dengan radar N-019 pulse-Doppler (kode identifikasi dari NATO, Slot Back) sebagai sensor utamanya. Radar ini menggunakan sistem pelacakan infra merah untuk pelacakan target secara pasif.


Purwarupa MiG-29 varian awal, yaitu 9-12 berhasil terbang perdana pada tahun 1977, dan pesawat ini mulai ditempatkan pada garda terdepan pertahanan udara pada tahun 1986, menggantikan posisi MiG-23 yang dirasa sudah mulai menua dan performanya dianggap kurang mampu meladeni pesawat garis depan NATO. Pesawat MiG-29 memikul peran ganda, yaitu sebagai pesawat superioritas udara dan serangan darat. Resimen tempur juga mendapat tugas taktis penting, yaitu melakukan serangan nuklir taktis dengan bom nuklir 30 kT RN-40.

MiG-29 varian awal telah membuktikan dirinya sebagai pesawat tempur jarak dekat yang tangguh. Pilot dilengkapi dengan sistem pembidik yang dipasang di helm untuk mengarahkan rudal ke target off-boresight. Rudal R-73 yang sangat lincah tetap dipandang sebagai senjata udara-ke-udara pertempuran jarak dekat terbaik. 


Namun, senjata utama MiG-29 sebenarnya adalah rudal BVR, R-27 (kode identifikasi NATO, AA-10 Alamo) yang performanya boleh dibilang menyedihkan. Selain akurasinya rendah, rudal ini juga mudah sekali “ditipu” dengan sistem countermeasure (pengecoh) yang ada saat itu. Selain itu, mesin RD-33 yang  menjadi dapur pacunya ternyata juga tidak menunjukkan performa yang maksimal karena kurangnya perawatan. Diluar itu semua, ternyata pesawat MiG-29 ini memiliki kekurangan yang sangat fundamental, yaitu radius tempurnya ternyata sangat pendek, serta daya tahannya kurang. Berbagai kekurangan ini lalu dicoba diperbaiki dengan dimunculkannya varian 9-13. 

NATO memberi kode untuk varian modernisasi ini sebagai Fulcrum-C. Varian ini mudah dibedakan dengan varian sebelumnya, karena bentuk bagian belakang yang menonjol dan diperpanjang, yang berfungsi untuk menampung bahan bakar dan avionic tambahan, termasuk jammer aktif. Varian ini lalu diberi julukan “Gorbatov” (artinya si bungkuk),


Untuk mengatasi kekurangan MiG-29 varian awal, biro desain lalu mengembangkan dua varian yang ditingkatkan secara radikal. Baik MiG-29M dan MiG-29K angkatan laut menjadi korban pemotongan pengeluaran yang sengit setelah Perang Dingin dan pengembangan lebih lanjut varian ini dihentikan. MiG MAPO memilih untuk mengejar program peningkatan yang lebih terbatas untuk aplikasi yang lebih langsung ke Rusia dan mengekspor MiG-29 versi dasar.

Upgrade MiG-29S diterapkan pada 9-13 MiG-29 Rusia dalam jumlah terbatas, tahap pertama berupa penambahan tangki bahan bakar underwing. Masih belum jelas apakah perbaikan bertahap diterapkan. Ini termasuk penggandaan muatan tempur, ketentuan untuk pengisian bahan bakar dalam penerbangan dan radar Topaz NO19MP yang ditingkatkan dengan kemampuan keterlibatan target ganda secara simultan. 


Radar akan memberikan kompatibilitas dengan R-77 di luar jangkauan visual rudal udara-ke-udara. Fitur-fitur tersebut kemudian ditawarkan untuk ekspor MiG-29, bersama dengan peralatan navigasi dan komunikasi Barat serta probe pengisian bahan bakar dalam penerbangan yang dapat ditarik dengan baut.

Ekspor standar MiG-29S dikenal sebagai MiG-29SD untuk 9-12 badan pesawat dan sebagai MiG-29SE jika didasarkan pada badan pesawat 9-13. MiG-29N Malaysia secara efektif adalah MiG-29SD. Sementara versi ini dipasarkan sebagai pesawat tempur superioritas udara, MiG-29SM menekankan kemampuan multi-perannya dengan senjata udara-ke-permukaan yang dipandu TV dan laser.


Sambil menunggu produksi pesawat tempur generasi kelima, angkatan udara Rusia meningkatkan lebih dari 150 unit 9-13 MiG-29 menjadi standar yang sebanding dengan MiG-29SMT (9-17); Purwarupa standar penuh pertama ini terbang pada tahun 1998. Peningkatan tersebut direncanakan untuk menyertakan radar N-019ME atau MP, kokpit kaca modern, kapasitas bahan bakar internal yang lebih besar, mesin RD-43, kemudahan servis, penambahan sistem IFR, dan kemampuan membawa muatan persenjataan yang lebih banyak; tidak semua fitur yang disebutkan direncanakan untuk digabungkan dalam tahap pertama peningkatan.

MiG-29K adalah pesawat tempur multi-peran yang berbasis pada kapal induk. Varian ini mulai beroperasi dengan Angkatan Laut Rusia pada tahun 2013 bersama dengan pesawat latih konversi dua kursi MiG-29KUB. Varian ini dioperasikan dari kapal induk Kuznetsov Rusia.


Beberapa waktu lalu India memperoleh dari Rusia sebuah bekas kapal induk ringan Admiral Gorshkov, tetapi dalam bentuk yang dimodifikasi dan ditingkatkan. Pada tahun 2004 sebuah perjanjian ditandatangani untuk mereparasi kapal Rusia ini dan menjualnya ke India. Kesepakatan ini juga termasuk 12 unit pesawat tempur MiG-29K dan 4 unit pesawat latih konversi MiG-29KUB. Pada tahun 2010 India memesan tambahan 29 unit MiG-29K. MiG-29K mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut India pada tahun yang sama. Pada tahun 2014, kapal induk yang dipasang kembali ditugaskan oleh Angkatan Laut India sebagai INS Vikramaditya.

Penerus MiG-29 adalah MiG-35 (Fulcrum-F). Pesawat tempur multi-peran ini melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2007. Ia memiliki mesin yang lebih kuat, radar baru, dan avionik baru. Padahal MiG-35 tidak menerima pesanan produksi yang signifikan dari luar negeri (paling tidak untuk saat ini).


Spesifikasi Pesawat Tempur Multi Peran / Multi Role Fighter - Mikoyan MiG-29 (Fulcrum)


Asal Negara: Uni Soviet
Operasional aktif: 1986
Awak: 1 orang
Dimensi dan berat
Panjang: 17,32 m
Rentang sayap: 11,36 m
Tinggi: 4,73 m
Berat (kosong): 10.9 ton
Berat (lepas landas maksimum): 18,5 ton

Mesin dan performa
Mesin: 2 x Klimov RD-33 turbofan

Daya dorong mesin
(Tanpa / Dengan afterburning): 2 x 49,42 / 81,39 kN

Kecepatan maksimum: 2.445 km/jam
Elevasi operasional maksimum: 17 km
Jarak jelajah feri: 2.100 km
Jarak jelajah: 1.500 km

Persenjataan
Meriam: 1 x GSh-301 meriam kaliber 30mm
Rudal: 2 x R-27R / R1 atau R-27T / T1 dan 4 x R-60 / 60M atau R-73RM2D rudal udara-ke-udara

Artikel oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
1. Military-today
2. Wikipedia
3. Beberapa sumber lain

Tag:
#Rusia
#Pesawat_Tempur
_Pesawat_Tempur_Multi_Peran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar